Dream - Terdapat fenomena alam misterius Carolina Utara, Amerika Serikat. Tepatnya di kawasan hutan di luar Siler City.

Di sana ada lingkaran tanah dengan garis tengah 12 meter. Kondisi tanah di dalam lingkaran sangat kering.

Tidak ada satupun tanaman tumbuh di dalam lingkaran. Padahal, lingkaran tersebut berada di tengan hutan pinus yang subur.

Penduduk sekitar menamai lingkaran itu dengan Devil's Tramping Ground. Berdasarkan kisah yang berkembang, pada malam tertentu setan akan muncul dan berjalan mengelilingi lingkaran itu.

Setan tersebut akan mencabut atau membuang apa saja yang menghalangi jalannya. Sehingga tempat itu bersih dari segala bentuk kehidupan.

Selama bertahun-tahun, Devil’s Tramping Ground menjadi subjek cerita horor bagi orang yang berkemah di hutan pinus itu.

Kisah Horor

Kisah-kisah tentang lingkaran tanah yang tandus itu sudah terkenal di masyarakat setempat.

Dikatakan bahwa benda-benda yang tertinggal di dalam lingkaran pada malam harinya akan menghilang keesokan paginya.

Ada juga yang mengatakan bahwa anjing akan terus melolong jika dibawa di dekat lingkaran tersebut.

Cerita lainnya menyebutkan suatu kali sekelompok anak pramuka menghabiskan malam di dalam lingkaran. Ketika bangun pada keesokan paginya, mereka secara misterius telah berpindah tempat beberapa mil jauhnya.

Kisah seram lainnya diungkapkan oleh seorang pejalan kaki yang tertidur di sana oleh sebuah suara yang lembut.

Banyak juga yang melaporkan mereka melihat sosok seperti bayangan aneh di barisan pohon di sekitar Devil’s Tramping Ground sedang mengawasi mereka.

Mengenai asal-usul Devil’s Tramping Ground, banyak versi yang tersebar di kalangan masyarakat Siler City.

Beberapa orang percaya Devil’s Tramping Ground adalah tempat pertemuan kuno para kepala suku Indian Amerika. Mereka akan membuat lingkaran sambil menari tarian upacara adat.

Yang lain mengatakan bahwa dulunya ada pabrik gula tua di sana. Kuda-kuda yang digunakan untuk memeras tebu dengan jalan melingkar secara terus-menerus menciptakan lingkaran tanah tandus itu.

Kata Para Pakar

Menurut laporan penelitian Stephen P. Hall dan Marjorie W. Boyer yang diterbitkan pada tahun 1992, Devil's Tramping Ground terletak di dalam dataran tinggi yang luas.

Hal itu ditandai dengan topografi yang datar, sistem drainase yang buruk dan tanah bersifat asam yang semuanya bisa dikaitkan dengan aktivitas vulkanologi di masa silam.

Tanah gersang di daerah ini mungkin berasal dari aliran abu yang berasal dari sumber vulkanik terdekat. Seperti bukit rendah bernama Beck Mountain yang terletak persis di sebelah barat Devil’s Tramping Ground.

Seluruh lereng Beck Mountain ditutupi oleh riolit, kaca vulkanik, dan batuan piroklastik lainnya. Satu-satunya tanaman yang tumbuh di sini adalah yang mampu beradaptasi dengan kondisi tanah yang sangat asam dan kelembaban yang ekstrem, mulai dari yang sangat panas dan kering di musim panas hingga dingin dan basah di musim dingin.

Ciri-ciri lereng Beck Mountain juga terlihat pada area di sekitar Devil’s Tramping Ground yang terdiri dari riolit dan batuan piroklastik.

Dahulunya adalah Hutan Kayu Keras

Wilayah ini pernah menjadi hutan kayu keras sebelum dikonversi menjadi perkebunan pinus dengan cara dibakar. Stephen dan Marjorie masih menemukan beberapa pohon kayu keras yang tumbuh alami di daerah tersebut.

Menurut kedua ilmuwan tersebut, Devil’s Tramping Ground kemungkinan adalah bekas lubang pembakaran terpentin di mana gelondongan kayu pinus dibakar untuk mengeluarkan getahnya yang dikenal sebagai tar pinus.

Tar ini digunakan sebagai pengawet kayu dan penambal dalam konstruksi kayu dan atap. Selain itu, tar juga digunakan dalam sabun, semir sepatu, pelumas, linoleum, perawatan penyakit kulit dan sebagainya.

Gelondongan kayu pinus ditumpuk di lubang dangkal dan ditutupi dengan tanah. Api pembakaran yang lambat di bagian atas tumpukan menyebabkan getah mencair sebagai tar dan turun ke bak penampung.

Pada masa kolonial, North Carolina adalah produsen utama tar pinus yang dieskpor ke Angkatan Laut Kerajaan Inggris dalam pembuatan dan pemeliharaan kapal perang mereka.

Selain tar dan terpentin, getah kayu pinus juga menghasilkan resin yang digunakan untuk menambal dan sebagai bahan campuran mengecat kapal di masa Amerika dijajah Inggris.

Sumber: Amusing Planet