Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Facebook Jarang Blokir Konten Hoaks yang Diajukan Pemerintah

Facebook Jarang Blokir Konten Hoaks yang Diajukan Pemerintah Menkominfo Rudiantara Saat Di DPR RI (Foto: Kominfo)

Dream - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkoinfo) Rudiantara mengatakan, Facebook merupakan platform media sosial yang tergolong rendah memberikan blokir mengenai konten hoaks.

"Facebook merupakan (platform) yang paling parah. Iya betul. Saya dengan senang hati (bagikan data)" kata Rudiantara, dikutip dari laman resmi Kominfo, Selasa 14 Mei 2019.

Menurut Rudiantara, Kominfo kerap beradu argumen untuk meminta pemblokiran dari Facebook. Kenyataan ini berkebalikan dengan pernyataan Facebook yang akan mengikuti pemerintah.

"Kenyataannya tidak begitu. Belum tentu yang kita minta take down di-take down dengan berbagai macam alasan. Apa yang dikatakan Facebook kepada teman-teman di Komisi I berbeda dengan kenyataannya," ucap dia.

Selama pengamanan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi selama Pemilu Serentak 2019, Kemenkominfo aktif melakukan pemblokiran konten negatif. Dia kerap beradu argumen dengan Facebook.

"Kalau minta (pemblokiran) kami minta turun terus. Surat kami layangkan terus," kata dia.

Rudiantara bahkan berani beradu data dengan Facebook, mengenai data pengajuan blokir dan penindakan yang dibuat Facebook. "Ayo datang kasih angkanya. Berapa yang diminta Kominfo untuk di-take down tapi tidak dilakukan?"

Facebook Tak Sadar Ikut Menyebar Unggahan Kelompok Teroris?

Dream - Facebook tanpa disadari menyebarkan konten aktivitas terorisme. Aktivitas aneh ini mendorong sejumlah pihak merasa tak nyaman.

National Whistleblowers Center di Washington (Amerika Serikat) diminta melakukan penelitian selama lima bulan terhadap 3.000 anggota yang menyukai atau terhubung dengan organisasi yang dianggap sebagai teroris oleh pemerintah AS.

Para peneliti menemukan kelompok Negara Islam dan Al-Qaeda "secara terbuka" aktif di jejaring media sosial.

Facebook secara otomatis `menyebarkan` video "perayaan" dan "kenang-kenangan" di akun-akun ekstremis. Whistleblower Center mengatakan telah mengajukan keluhan masyarakat kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

"Upaya Facebook untuk membasmi konten teror telah lemah dan tidak efektif," dilaporkan France24.

"Yang lebih memprihatinkan, Facebook sendiri telah menciptakan dan mempromosikan konten teror dengan teknologi otomatisnya."

Hasil survei yang dibagikan, menunjukkan bahwa Facebook tidak menindak dengan menghapus unggahan atau akun ekstremis.

"Kami tidak mengklaim menemukan segalanya dan kami tetap waspada dalam upaya kami melawan kelompok-kelompok teroris di seluruh dunia," kata perusahaan itu.

Facebook dan platform media sosial lainnya mendapat kecaman karena tidak menghentikan pesan kebencian dan kekerasan, sementara pada saat yang sama dikritik karena gagal menawarkan waktu yang sama untuk semua sudut pandang.

Facebook, pada Maret 2019, telah mengumumkan larangan dukungan terhadap white supremacy di jejaring sosial dan Instagram atas pujian. Larangan ini terjadi pasca serangan teror di Selandia Baru yang melukai umat Islam.

Sri Lanka Blokir Facebook, Instagram, dan Youtube

Dream - Pemerintah Sri Lanka membatasi akses layanan media sosial pasca ledakan yang melanda negara itu, Minggu, 21 April 2019. Peristiwa teror yang terjadi saat kebaktian Paskah di tiga gereja itu menewaskan 207 orang dan melukai ratusan orang.

Dalam pernyataan singkat, sekretaris presiden Sri Lanka, Udaya Seneviratne, menyebut, dua media sosial yang diblokir yaitu Facebook dan Instagram. Pemblokiran itu disebut sebagai 'upaya membatasi berita palsu.`

Pemerintah Sri Lanka menyebut layanan media sosial itu akan dipulihkan kembali setelah investigasi atas peristiwa teror mencapai kesimpulan.

Kabar pemblokiran itu diungkapkan penulis, Nalaka Gunawardene. Melalui cuitannya, dia menyebut, aplikasi WhatsApp miliknya juga tak dapat bekerja. Tetapi, ada beberapa kawannya yang masih bisa menggunakan WhatsApp.

Selain itu, akses Youtube di negara itu juga diblokir.

Kepada TechCrunch, juru bicara Facebook, Ruchika Budhraja mengatakan, mendukung penegakan hukum dan menghapus konten yang melanggar standar.

"Kami mengetahui pernyataan pemerintah (Sri Lanka) tentang pemblokiran sementara platform media sosial. Orang-orang mengandalkan layanan kami untuk berkomunikasi dengan orang yang mereka cintai dan kami berkomitmen untuk mempertahankan layanan kami dan membantu pemulihan masyarakat di masa tragis," kata Ruchika.

Seperi Indonesia, saat ini Sri Lanka sedang berjuang untuk menghadapi informasi yang salah. Pemerintah mengeluhkan kabar palsu yang beredar melalui Facebook. (ism)

Bukan April Mop, Tampilan Facebook Berubah

Dream - Memasuki pergantian bulan, Facebook mengubah tampilannya. Juru bicara Facebook menyakinkan ubahan ini bukanlah keisengan bulan April, atau April Mop.

"Fitur baru ini bukan lelucon April Mop," ucap Manajer Produk Facebook, Ramya Sethuraman, dilaporkan CNet, Senin, 1 April 2019.

"Ini pertama kalinya kami membangun informasi tentang sistem peringkat yang bekerja langsung dalam aplikasi," kata dia.

Ramya menyebut, dengan tampilan baru tersebut, pengguna dapat mengetahui alasan kemunculan unggahan tersebut.

"Pengguna dapat mengetuk unggahan dan iklan yang berada di news feed, mendapatkan kontek kenapa unggahan dan iklan itu muncul dan mengambil aksi untuk mempersonalisasi yang terlihat," ujar dia.

Tampilan baru Facebook

Tampilan baru Facebook

Dari penjelasan Ramya, fungsi tampilan baru itu untuk menunjukkan ke pengguna data apa saja yang akan menyebabkan unggahan itu diprioritaskan di layar pengguna. Seberapa sering pengguna menyukai unggahan seseorang, terlibat interaksi pada video atau teks atau beberapa informasi yang diunggah.

Dengan pembaruan ini, pengguna dapat `memberi tahu` Facebook metrik apa yang paling ingin diangkat. Langkah ini guna memberi transparansi kepada pengguna sesuai tuntutan parlemen Amerika Serikat saat mengundang bos Facebook, Mark Zuckerberg.

Ramya mengatakan, fitur ini akan muncul pekan ini dan tersedia untuk seluruh pengguna Facebook pada pertengahan Mei.(Sah)

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ganjar Curhat Banyak Akun Asing Serbu Komentar Negatif di Facebooknya: Ini Fenomena Apa?

Ganjar Curhat Banyak Akun Asing Serbu Komentar Negatif di Facebooknya: Ini Fenomena Apa?

Ganjar Curhat Banyak Akun Asing Serbu Komentar Negatif di Facebooknya: Ini Fenomena Apa?

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BUNGKUS! Tebak Rempah

BUNGKUS! Tebak Rempah

Jangan ngaku ahlinya rempah jika tidak tahu bahan-bahan apa saja yang ada di hidangan ini?

Baca Selengkapnya