Wacana Sekolah Tatap Muka, Siapkan Psikologis Buah Hati
Dream - Sudah satu tahun anak-anak bersekolah di rumah karena pandemi Covid-19. Muncul wacana sekolah akan kembali dibuka pada Juli 2021 mendatang karena sudah ada vaksinasi untuk para guru.
Beberapa daerah sudah membuat simulasi kegiatan belajar mengajar saat pandemi. Hal yang tak kalah penting adalah menyiapkan psikologis anak saat kembali sekolah. Pstinya banyak perubahan yang terjadi dan anak harus melakukan adaptasi.
Aktivitas sekolah juga tak seperti sebelumnya. Anak-anak tak bisa bebas bermain, bertukar bekal, berdekatan dan wajib mengenakan masker demi mengurangi risiko tertular Covid-19. Sangat mungkin anak mengalami level kecemasan yang tinggi.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berdiskusi dengan pihak sekolah hal-hal apa saja yang sudah disiapkan. Seperti fasilitas protokol kesehatan serta cara belajar selama pandemi. Komunikasi dengan pihak sekolah dan komite sangat penting.
"Saya pikir bagian dari apa yang perlu dilakukan orangtua adalah membantu anak-anak memahami bagaimana mereka akan memecahkan masalah tertentu yang tidak dapat mereka antisipasi sebelumnya," kata Ann Douglas, seorang pakar pengasuhan dan konselor keluarg, dikutip dari Toronto.com.
Merasa Bingung
Pada anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar, biasanya merasa bingung dengan situasi sekolah yang jadi sangat jauh berbeda. Orangtua bisa memberikan gambaran lebih dulu kondisi sekolah dan melakukan simulasi di rumah.
Dengan begitu anak jadi lebih menyiapkan diri. Hal yang juga tak kalah penting adalah menyiapkan anak jika di sekolah ternyata ada yang positif Covid-19.
"Orangtua juga sebaiknya mendorong pemikiran yang fleksibel dan tenang pada anak-anak, untuk mempersiapkan mereka menghadapi saat-saat ketika rencana pasti akan berubah, seperti jika seorang siswa di kelas mereka ternyata positif Covid-19," ujar Douglas.
Manajemen Ekspektasi
Manajemen ekspektasi juga harus kompak antara anak dan orangtua. Dalam kondisi sekarang pembelajaran jadi tidak optimal. Jauh dari kata ideal, jadi jangan menuntut anak mendapatkan prestasi akademik terbaik.
"Ketakutan anak akan tertinggal pelajaran, atau jadi anak yang kurang pintar menghantui orangtua. Cobalah turunkan ekspektasi, hal ini akan sangat berdampak pada kesehatan mental orangtua dan anak dan kemampuan menjalani aktivitas selama pandemi baik di rumah maupun di sekolah," kata Douglas.
Douglas percaya anak-anak harus merasa nyaman berkomunikasi dengan orang dewasa - baik itu orangtua atau guru. Saat ekspektasi terlalu tinggi komunikasi tak akan berjalan baik, anak malah bisa stres dan berdampak buruk pada psikologisnya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar
Hindari memarahi, apalagi sampai membentak anak ketika ia mau ke sekolah.
Baca SelengkapnyaBiarkan Anak Remaja Bersenang-senang, Demi Kesehatan Mentalnya
Jangan sampai anak remaja terlalu dibebankan dengan kegiatan les dan akademik.
Baca Selengkapnya8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu
Fenomena kekerasan dan pembullyan yang dilakukan oleh anak di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini
Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.
Baca SelengkapnyaIni Pengasuhan Anak ala Swedia untuk Bentuk Pribadi yang Sehat Mental
Ada tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.
Baca SelengkapnyaJangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah
Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.
Baca Selengkapnya170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting
Nasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.
Baca SelengkapnyaAlasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang
Orangtua sampai ditelepon pihak sekolah jika anaknya kedapatan pakai kunciran warna-warni.
Baca SelengkapnyaBiasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya
Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.
Baca Selengkapnya