Penelitian menemukan bahwa otak anak laki-laki memang cenderung untuk mengekspresikan minat awal pada permainan motorik dan fisik.
Reporter : Mutia NugraheniDream - Teguran kerap dilontarkan jika ada anak laki-laki bermain boneka atau ketika mereka penasaran dengan mainan masak-masakan. Begitu juga ketika ada anak perempuan main bola atau tembakan.
Kalimat yang terlontar antara lain " Laki-laki, kok mainnya boneka?" atau " Duh, masa anak perempuan main bola sih?" . Bermain merupakan hal yang tak bisa dilepaskan dari seorang anak. Lewat bermain, anak juga belajar dan mengasah kemampuan otaknya.
Tapi apakah perlu untuk membedakan mainan berdasarkan jenis kelamin anak? Menanggapi keresahan ini, Prof. Melissa Hines dari Cambridge University, melansir The Guardian, menjelaskan bahwa memang ada kesenjangan gender dalam permainan anak.
Penelitian menemukan bahwa otak anak laki-laki memang cenderung untuk mengekspresikan minat awal pada permainan motorik dan fisik, seperti mobil-mobilan dan bola. Sementara otak anak perempuan cenderung mengekspresikan minat pada bermain peran, seperti boneka dan rumah-rumahan.