Efek Dahsyat Habiskan Waktu Bersama Keluarga yang Sering Tak Disadari
Dream - Pandemi membuat kita akhirnya memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga. Terutama bagi orangtua yang bekerja. Durasi bekerja kerap menyita waktu dan hanya ada sedikit waktu bersama anak-anak.
Manfaatkan momen ini bersama anak. Pasalnya, menghabiskan waktu bersama keluarga memiliki dampak positif yang bertahan lama pada perkembangan emosional dan sosial anak. Seperti apa efek konkretnya? Yuk simak.
1. Komunikasi terbuka
Apa pun aktivitasnya, menetapkan waktu yang dihabiskan bersama sebagai sebuah keluarga — tanpa gangguan pekerjaan, telepon, atau pekerjaan rumah — menciptakan ruang untuk dialog terbuka. Mungkin anak-anak bermaksud untuk berbicara dengan orangtua tetapi merasa ayah atau ibunya sibuk dengan pekerjaan.
Ketika semua orang sedang memikirkan banyak hal, mudah untuk lupa menanyakan keluarga tentang bagaimana hari mereka berjalan. Waktu keluarga yang berulang memecahkan masalah dengan memberikan kesempatan yang konsisten untuk berkomunikasi dan didengarkan. Hal ini akan membentuk pengalaman yang meningkatkan hubungan emosional. Tak ternilai.
2. Membangun harga diri
Selain memperkuat ikatan emosional, komunikasi (seperti dijelaskan di atas) juga membantu membangun harga diri pada anak dan remaja yang mungkin kurang percaya diri untuk berkontribusi dalam percakapan.
Dengan kata lain, memberi anak-anak kesempatan untuk berbagi detail tentang kehidupan mereka dan mengikuti opini tentang peristiwa terkini dalam suasana keluarga yang santai akan membuat mereka merasa dihargai dan meningkatkan rasa harga diri mereka.
3. Hubungan yang positif
Anak-anak belajar dengan meniru orang tua mereka, kata para peneliti di Michigan State University. Ini berarti bahwa setiap kali seluruh keluarga berkumpul, ada kesempatan untuk mengajar (dan belajar) dengan memberi contoh.
Kedua orang tua akan memperoleh sedikit manfaat dari melihat bagaimana orang lain berinteraksi dengan anak-anak, sementara anggota keluarga termuda akan mendapat manfaat dari melihat dinamika hubungan yang sehat yang dicontohkan oleh orang dewasa.
4. Meningkatkan kesehatan mental
Menurut temuan studi penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology and Public Health, ritual keluarga dan waktu berkualitas dengan orangtua berkorelasi dengan peningkatan kesehatan mental dan lebih sedikit perilaku nakal di kalangan remaja. Artinya, tahun-tahun remaja bukanlah masa yang berat bagi orangtua menghadapi anak, tetapi mungkin jauh lebih mudah diatur untuk jika kita meluangkan banyak waktu bersama.
Sumber: Purewow
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024
Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.
Baca SelengkapnyaPentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan
Mengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.
Baca Selengkapnya90 Kata-Kata Sedih Kehidupan Keluarga yang Wakili Perasaan, Penuh Emosi dan Bikin Sedih
Kehidupan keluarga penuh dengan makna-makna yang bisa mengubah cara pandang kita terhadap cobaan dan ujian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada Gak Sih Waktu Paling Tepat Si Kecil untuk Sunat?
Ada orangtua yang tak tega ketika anaknya masih kecil untuk disunat, ada juga yang ingin secepat mungkin.
Baca SelengkapnyaCara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya
Cara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.
Baca Selengkapnya3 Pilihan Menu Sahur Praktis, Bikin Kenyang dan Disukai Anak
Namun, seringkali, menggugah nafsu makan anak pada waktu sahur bisa menjadi tantangan tersendiri.
Baca SelengkapnyaLangkah-Langkah Menjaga Kesehatan Mata, Suka Disepelekan Namun Dampaknya Besar
Menjaga kesehatan mata tidak hanya bisa dilakukan dengan menjaga asupan makanan setiap hari. Kamu juga bisa melakukan upaya lain untuk menjaga mata tetap sehat.
Baca SelengkapnyaKasus Demam Berdarah Sedang Naik, Lebih Waspada Saat Si Kecil Demam Tinggi
Jangan terkecoh dengan fase kritis, di mana anak tak lagi demam padahal berisiko mengalami syok.
Baca Selengkapnya