Dream - Saat hamil, perkembangan janin juga disertai pertumbuhan plasenta untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Plasenta ini fungsinya menghubungkan jalur pasokan darah dari ibu dan bayi melalui tali pusat.

Pada kehamilan normal, plasenta terletak dan bergerak mengikuti gerakan janin di sekitar rahim (uterus). Namun ada kalanya plasenta bergerak ke bawah, hingga menutupi sebagian atau
seluruh area leher rahim (serviks). Kondisi ini dalam istilah medis dikenal dengan plasenta previa.

"Jika plasenta previa terjadi di awal kehamilan, bukan masalah besar. Tapi jika menutupi serviks dan kehamilan sudah matang, dapat menyebabkan pendarahan dan bisa memicu komplikasi
berbahaya. Efeknya, bayi harus segera dikeluarkan melalui operasi caesar," kata Janes Hammilton, seorang dokter kandungan.

Letak plasenta ini bisa terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Untuk penangannya juga sangat bergantung hasil pemeriksaan, ada beberapa kondisi letak plasenta yang bisa dilihat melalui gambar berikut.

Bagaimana jika ibu hamil mengalami plasenta previa?
Jangan langsung panik jika pemeriksaan USG menunjukan adanya plasenta previa. Terutama jika di awal kehamilan, karena biasanya plasenta akan berpindah di area lain di sekitar rahim. Pemeriksaan USG harus terus dilakukan untuk memantau pergerakan plasenta.

"Jika plasenta previa disertai pendarahan dokter biasanya akan meminta ibu untuk istirahat total dan memberi obat tertentu, pastikan pemeriksaan dilakukan secara rutin," kata Hamilton.

Lalu apabila hingga usia kehamilan memasuki 38 minggu plasenta masih menutupi jalur lahir, dokter biasanya akan memutuskan untuk melakukan operasi caesar. Hal ini karena jika dibiarkan, selama pembukaan akan terjadi pendarahan hebat. Ibu berisiko tinggi kehilangan banyak darah, nyawa bayi pun bisa terancam.

Sumber: Baby Center