3 Kondisi Plasenta yang Bisa Mengancam Kehamilan
Dream - Plasenta atau ari-ari merupakan organ vital selama kehamilan. Setelah bayi lahir, organ ini tak lagi tak lagi berfungsi dan dikubur dengan baik. Bahkan pada masyarakat tertentu, penguburan plasenta ini dilakukan ritual tersendiri.
Bukan hanya sekadar penghubung nutrisi dari ibu ke janin, plasenta memiliki banyak sekali fungsi. Plasenta merupakan sejenis bantalan pelindung yang menjaga kondisi sekitar rahim dalam keadaan baik sehingga janin tumbuh optimal.
Plasenta terbentuk dari sel yang sama dengan embrio dan menempel pada dinding dalam rahim. Plasenta ini bakal tumbuh ketika janin tumbuh dan volume cairan ketuban meningkat. Setelah persalinan, plasenta akan keluar dan beratnya mencapai 500 gram.
Waspada Masalah Plasenta
Kondisi plasenta begitu signifikan dalam kehamilan. Saat plasenta mengalami masalah, kemungkinan besar kehidupan janin atau perkembangannya di dalam rahim jadi tidak optimal.
Plasenta biasanya bekerja optimal hingga akhir kehamilan, namun pada beberapa kasus bisa juga mengalami masalah. Untuk itu sangat penting melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui kondisinya secara detail.
Dalam pemeriksaan USG bisa diketahui secara jelas jika plasenta mengalami masalah. Berikut tiga masalah plasenta yang harus diwaspadai karena dapat mengancam kehamilan.
Abrasi Plasenta
Suatu kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan. Biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamila, tetapi bisa juga pada usia kehamilan 20 minggu.
Abrasi ini dapat membuat janin kekurangan oksigen dan nutrisi, menyebabkan pendarahan pada ibu, dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Beberapa faktor risikonya antara lain tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, trauma perut, kelainan rahim atau tali pusar, kehamilan di atas 35 tahun, janin kembar dan juga terlalu sedikit cairan ketuban.
Tanda dan gejala yang muncul biasanya ada pendarahan vagina. Kadang disertai dengan rasa tidak nyaman dan nyeri di uterus, atau nyeri di abdomen yang terus menerus.
Placenta Previa
Plasenta pendek atau menutupi sebagian atau seluruh lubang serviks bagian dalam. Kondisi ini menghambat keluarnya bayi saat proses persalinan. Saat serviks mulai menipis dan melebar dalam persiapan untuk persalinan, pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim dapat robek, dan mengakibatkan pendarahan. J
Jika pendarahannya parah dan terjadi selama persalinan dan persalinan, itu bisa membahayakan kehidupan ibu dan janin. Beberapa faktor risikonya antara lain merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, pembedahan uterus sebelumnya seperti operasi cesar atau hamil kembar.
Dalam beberapa kasus, tidak ada gejala, dan plasenta previa ditemukan selama USG rutin. Jika ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, kemungkinan besar itu akan membaik dengan sendirinya. Selama trimester kedua kehamilan, kondisi ini ditandai oleh perdarahan vagina yang tidak menyakitkan.
Placenta Accreta
Kondisi di mana plasenta yang menempel terlalu kuat dan dalam ke dinding rahim. Kondisi serupa termasuk plasenta increta dan percreta, di mana plasenta menembus dinding rahim, kadang-kadang mengenai organ di dekatnya.
Hal ini bisa memicu kelahiran prematur atau perdarahan serius setelah persalinan pervaginam. Faktor risikonya yaitu pernah mengalami plasenta previa atau operasi rahim sebelumnya. Tanda dan gejala yang muncul biasanya pendarahan vagina selama trimester ketiga.
Kondisi ini bisa berakibat jangka panjang. Ibu akan sangat berisiko jika menjalani kehamilan lagi di masa yang akan datang. Untuk itu sangat penting melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Sumber: Parents
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
9 Penyebab Menstruasi Telat Seminggu yang Perlu Dipahami, Bukan Hanya Pertanda Hamil
Penyebab mens telat seminggu bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti stres, perubahan hormon, kondisi medis tertentu, dan faktor gaya hidup.
Baca SelengkapnyaBahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea
Mengucek mata bisa disebabkan beberapa hal. Ketahui penyebabnya agar bisa terhindar dari kebiasaan yang justru memperburuk kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaPada Usia Berapa Waktu Terbaik untuk Hamil? Dokter Beri Penjelasan
Jika berencana hamil di usia 35 sampai 40 tahun, maka kualitas sel telur sudah tidak dalam kondisi prima
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul
Sebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.
Baca SelengkapnyaJangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi
Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca Selengkapnya3 Manfaat Berolahraga Saat Menstruasi, Tetap Aktif Yuk!
Walaupun tubuh terasa lemas, ternyata berolahraga saat menstruasi bisa jadi solusi PMS dan memberi manfaat kesehatan lainnya.
Baca SelengkapnyaDress IT! 1 Cardigan Untuk Jadi 3 Style
Sahabat Dream, kalian bisa coba nih, Outfit dengan 1 cardigan bisa bikin 3 style loh. Udah hemat penampilan tetap oke.
Baca Selengkapnya