Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sudah Ditentang Sejak RA Kartini, Mengapa Perkawinan Anak Masih Terjadi?

Sudah Ditentang Sejak RA Kartini, Mengapa Perkawinan Anak Masih Terjadi? Seminar Kasus Tingginya Angka Perkawinan Anak Di Indonesia Oleh Kementerian PPPA (Muhammad Ilman Nafi'an/Dream)

Dream - Perkawinan anak masih menjadi masalah yang dihadapi Indonesia. Meski sudah lama mendapat penentangan, nyatanya pernikahan anak masih terjadi di masyarakat.

Data Badan Pusat Statistik 2018 menunjukkan 11,21 persen anak di Indonesia melakukan pernikahan di bawah umur. Artinya, 1 dari 9 anak sudah menikah di bawah usia 18 tahun.

Direktur Rumah Kitab, Lies Marcus, mengatakan, tentangan untuk perkawinan anak di bawah umur sebenarnya sudah terjadi sejak dulu. Seperti yang pernah dilakukan oleh Raden Ajeng Kartini pada 1901.

"Tahun 1901 Kartini menulis surat protes di Cianjur dikawinkan 13 tahun, dia protes," ujar Lies di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA), Jakarta, Jumat 7 Februari 2020.

Padahal, menurut Lies, Indonesia banyak menjalankan pembangunan, terutama di bidang ekonomi dan infrastruktur. Sayangnya, berbagai pihak seolah angkat tangan ketika berurusan tentang perlindungan perempuan dan anak.

"Padahal kita melewati satu era yang disebut era pembangunan, yang secara teori dengan pembangunan seharusnya perkawinan dini hilang, karena pendidikan secara otomatis harusnya naik," ucap dia.

Faktor Penyebab

Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPA, Lenny N Rosalin, mengatakan, ada beberapa penyebab praktik perkawinan anak terus terjadi. Pertama, karena faktor ekonomi dan kemiskinan, budaya dan agama, regulasi, geografis, akses pendidikan dan globalisasi.

Menurut Lenny, cara menangani penyebab perkawinan anak itu juga tidak bisa disamaratakan di semua wilayah. "Bisa salah satunya saja atau bisa semuanya dilakukan," kata Lenny.

Menghadapi fakta masih banyaknya kasus perkawinan anak, Kemen PPA menargetkan pada 2024 dapat menurunkan jumlahnya menjadi 8,74 persen.

"Perkawinan anak ini pelanggaran hak anak. Berarti pembiaran perkawinan anak ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia," kata Lenny.

Indonesia Darurat Perkawinan Anak, Stop Pernikahan Dini!

Dream - Rumah Perempuan dan Anak (RPA) bersama Hijab Style Community menggelar kegiatan Talkshow Stop Perkawinan Anak. Pada acara yang digelar di Bangi Kopitiam, Kompleks Kota Tua, Pinangsia, Panangsari, Jakarta Barat, Sabtu 17 Maret 2018 itu dibahas mengenai masih banyaknya pernikahan dini di Indonesia.

Direktur Rumah Perempuan Dan Anak (RPA), Ai Rahmayanti mengatakan jika perkawinan anak di bawah usia 18 tahun akan berdampak pada banyak kegagalan di berbagai sektor. Terutama menyangkut masalah pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan dan penurunan ketimpangan.

stop pernikahan pada anak

"Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan memberikan edukasi bagi para orang tua agar lebih memahami dampak yang merugikan dari perkawinan anak," kata Ai Rahmayanti dari keterangan tertulis kepada Dream.

Ditelisik dari data usia perkawinan pada anak, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dari data Susenas menyebutkan pada tahun 2008-2017 angka perkawinan anak terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2017 tercatat sebesar 25,7 persen.

Sulawesi Barat terbukti menjadi provinsi yang paling banyak melegalkan perkawinan anak di bawah umur, yaitu sebesar 34 persen.

stop pernikahan pada anak

"Masih tingginya angka perkawinan anak tersebut menjadikan Negara Indonesia Darurat Perkawinan Anak sehingga perlu upaya yang singinifak, komprehensif untuk menekan angka tersebut sehingga tidak menjadi fenomena gunung es," kata Ai.

 

Lakukan Berbagai Langkah

Menurut Ai, RPA diharapkan dapat mencegah peningkatan pernikahan dini pada anaka-anak Indonesia. Salah satunya dengan rutin memberikan sosialisasi kepada generasi milenial, mengenai bahaya pernikahan anak.

Didukung dengan riset dan pengembangan media, serta senantiasa menambah ruang kreasi bagi milenial untuk menyuarakan bahaya perkawinan anak.

Pada kesempatan yang sama Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani menambahkan, untuk menurunkan angka perkawinan dan kekerasan anak perlu adanya kerjasama berbagai pihak seperti pemerintah, LSM dan masyarakat.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu saling menguatkan antar komunitas, saling berjejaring untuk melindungi anggota, keluarga dan orang disekitar kita," jelasnya.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda

Cara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda

Posisi saat berhubungan intim hingga asupan makanan yang dikonsumsi berpengaruh untuk hamil anak perempuan.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Anak Muda di Jakarta, Aceh, dan Sumut, Paling Banyak Tunda Menikah

Anak Muda di Jakarta, Aceh, dan Sumut, Paling Banyak Tunda Menikah

Pada 2023, jumlah laki-laki yang menunda menikah sebanyak 78,2 persen, sementara jumlah perempuan di angka 58,15 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Orangtua sampai ditelepon pihak sekolah jika anaknya kedapatan pakai kunciran warna-warni.

Baca Selengkapnya
Anak Tak Sengaja Baca Chat Alasan Ibunya Tak Ingin Cerai, Isinya Bikin Warganet Terharu

Anak Tak Sengaja Baca Chat Alasan Ibunya Tak Ingin Cerai, Isinya Bikin Warganet Terharu

Anak tak sengaja lihat pesan singkat ibunya yang berisi alasan tak ingin pisah dari ayahnya. Isi pesan singkat itu membuat warganet terharu.

Baca Selengkapnya
Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Anak Terlibat Laka, Oknum Polisi di Palembang Ancam Warga Pakai Sajam, Kini Memelas Saat Ditangkap

Alih-alih mengurusi putrinya yang terlibat kecelakaan lalu lintas, anggota polisi itu malah mengancam korban pakai senjata tajam.

Baca Selengkapnya
NOTED KAK! Waktu Atasan Minta Revisi Cepat

NOTED KAK! Waktu Atasan Minta Revisi Cepat

Sahabat Dream pasti pernah merasa kesal saat bos meminta buru-buru revisi kerjaan. Reaksi kamu kaya Dremitie ini nggak?

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Ibu Tusuk 20 Kali Anak Kandung hingga Tewas di Perumahan Elit Bekasi, Mengaku Dapat Bisikan Gaib

Fakta-Fakta Ibu Tusuk 20 Kali Anak Kandung hingga Tewas di Perumahan Elit Bekasi, Mengaku Dapat Bisikan Gaib

Ibu terduga pelaku pembunuhan anak kandungnya di Bekasi sempat tertawa saat diperiksa.

Baca Selengkapnya
Aksi Pria Peluk Cewek Bule yang Rela Terbang ke Indonesia Bikin Warganet Ingin Pindah Negara

Aksi Pria Peluk Cewek Bule yang Rela Terbang ke Indonesia Bikin Warganet Ingin Pindah Negara

Aksi pria bawa bunga dan peluk cewek bule yang rela terbang ke Indonesia bikin warganet ingin pindah negara.

Baca Selengkapnya