Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Raja Salman Kecam Tindakan Israel Caplok Tepi Barat Palestina

Raja Salman Kecam Tindakan Israel Caplok Tepi Barat Palestina © MEN

Dream - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, mengecam keinginan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang ingin mencaplok sebagian besar Tepi Barat seandainya terpilih kembali.

Dalam panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Salman mengatakan deklarasi Benjamin Netanyahu merupakan eskalasi yang sangat berbahaya terhadap rakyat Palestina.

Raja Salman menyebut, keinginan itu sebagai pelanggaran terhadap piagam PBB dan norma-norma internasional.

Dilaporkan Arab News, Abbas mengapresiasi perhatian Raja Salman. Sebab, kondisi itu dapat mengangkat perjuangan Palestina.

Abbas juga memuji sikap Kerajaan Arab Saudi yang konsisten dan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina di KTT dan forum regional dan internasional.

Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel dan meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran berat hukum internasionalnya.

Kabar Terbaru Pemuda Palestina Mahasiswa Harvard yang Ditolak Masuk AS

Dream - Ismail Ajjawi akhirnya bisa kuliah di Universitas Harvard. Sebelumnya, pemuda Palestina itu ditolak masuk oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat.

Menurut laman CBS, Juru Bicara Universitas Harvard, Rachael Dane, mengatakan bahwa Ajjawi telah berada di kampus ternama dunia tersebut.

Pengacara Ajjawi mengatakan peristiwa yang dialami oleh kliennya sebagai "kisah drama klasik dengan pengecualian unik di akhir ceritanya". Dia berterima kasih ke Universitas Harvard dan organisasi non-laba AMIDEAST, Kedutaan Besar AS di Beirut, dan dukungan publikasi media internasional.

Ajjawi sempat tak diizinkan masuk ke Amerika Serikat oleh otoritas imigrasi Bandara Logan Boston. Pers mahasiswa Harvard, The Harvard Crimson, melaporkan, Ajjawi merupakan pemuda 17 tahun asal Palestina yang tinggal di Tyre, Lebanon.

Ismail Ajjawi (Foto: CBS)

Ismail Ajjawi (Foto: CBS)

Menurut laporan itu, Ajjawi ditahan selama delapan jam sebelum dipulangkan. Selama penahanan, Ajjawi dicecar pertanyaan, ponsel dan laptopnya yang terkunci dibuka dan data di dalamnya diperiksa.

Ajjawi kemudian dituduh `telah menentang kepentingan politik AS`. Dasar tuduhan itu berasal dari akun yang dia ikuti di media sosial. Setelah interogasi, visa Ajjawi dicabut dan dikirim pulang ke Lebanon.

Presiden Harvard, Lawrence Bacow, menulis surat terbuka ke Menteri Luar Negeri, Michael Pompeo dan Pejabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri, Kevin McAleenan. Surat itu berisi keprihatinan atas kebijakan imigrasi AS dan pengaruhnya terhadap program akademik Harvard.

Pemuda Palestina Calon Mahasiswa Universitas Harvard Ditolak Masuk AS

Dream - Seorang pelajar Palestina yang diterima di Universitas Havard ditolak masuk Amerika Serikat (AS). Pelajar bernama Ismail Ajjawi itu diberendong banyak hal, semisal praktik keagamaan dan aktivitas pertemanan di media sosial oleh petugas imigrasi bandara Amerika Serikat (AS).

Ismail, dilaporkan Al Jazeera, tinggal mengungsi di Lebanon. Dia dianugerahi beasiswa sarjana Hope Fund dari lembaga nirlaba Amideast.

Ismail mendarat di Bandara Internasional Bogan Logan dan dipulangkan Jumat, 30 Agustus 2019.

Juru bicara Perlindungan Pabean dan Perbatasan (CBP) AS, Michael McCarthy mengatakan, Ajjawi dianggap tidak dapat diterima oleh AS berdasarkan informasi yang ditemukan selama inspeksi.

"CBP bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan penerimaan barang dan orang yang memasuki Amerika Serikat," kata dia.

 

Tidak Mengunggah Hal Politis

Ajjawi mengatakan dia diinterogasi oleh petugas imigrasi selama berjam-jam. Dia diminta membuka kunci telepon dan laptopnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Setelah lima jam berakhir, dia memanggil saya ke sebuah ruangan dan dia mulai berteriak kepada saya. Dia mengatakan bahwa dia menemukan orang-orang mem-posting sudut pandang politik yang menentang AS dalam daftar teman saya," katanya kepada surat kabar Harvard Crimson.

Ajjawi mengatakan, dia telah mengatakan ke petugas CBP bahwa dia tak mengunggah hal-hal politis. Dia mengatakan, visanya kemudian dicabut dan dia sekarang kembali ke Libanon.

"Universitas bekerja dengan keluarga mahasiswa dan otoritas yang sesuai untuk menyelesaikan masalah ini sehingga dia dapat bergabung dengan teman-teman sekelasnya dalam beberapa hari mendatang," Jason Newton, associate director hubungan media di Harvard, mengatakan kepada Al Jazeera.

Keprihatinan Luar Biasa

Sejak 2000, lebih dari 100 orang pemuda Palestina dari Tepi Barat, Gaza, Lebanon, dan Yordania, mendapat beasiswa dari Amideast untuk berkuliah di AS.

Tapi, sejak bulan lalu, Rektor Universitas Harvard, Laurence Bacow, menyuarakan kerprihatinan tentang penundaan dan penolakan visa baru-baru ini bagi siswa internasional ke Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Departemen Dalam Negeri AS menolak 37 ribu aplikasi visa pada 2018. Penolakan ini karena pemerintahan Trump membuat penolakan bernama `larangan untuk Muslim.`

Elsa Auerbach, anggota kelompok advokasi Jewish Voice for Peace Boston, mengatakan kasus Ajjawi sebagai `satu lagi tindakan agresi oleh pemerintah AS saat ini`.

"Tindakan ini mewujudkan rasisme xenofobik yang merupakan inti dari kebijakan imigrasi AS saat ini, kebijakan yang memberanikan petugas imigrasi untuk melanggar hak-hak mereka yang ingin memasuki negara ini bahkan ketika mereka memiliki dokumen yang sah," katanya.

5 Kampus Pencetak Miliarder, Nomor 1 Bukan Harvard

Dream - Sahabat Dream, selain meluluskan banyak sarjana berkualitas, ada satu hal penting yang membuat sebuah perguruan tinggi semakin bergengsi. Hal itu adalah jumlah miliarder yang dihasilkan suatu universitas.

Dikutip dari Forbes, Jumat, 20 Oktober 2017, ada sejumlah perguruan tinggi banyak mencetak miliarder. Forbes pun menyusun kampus-kampus tersebut dalam daftar Forbes 400.

Sebut saja Harvard University yang "melahirkan" orang tajir seperti Bill Gates. Tetapi, kampus ini ternyata tidak menduduki peringkat teratas kampus pencetak miliarder terbanyak

Berikut ini lima universitas yang paling banyak mencetak miliarder.

1. University of Pennsylvania

Elon Musk

Elon Musk (cnbc.com)

Universitas ini melahirkan 18 miliarder. Contohnya, Donald Trump dan Ivanka Trump.

Ada juga CEO Tesla dan Space X, Elon Musk. Warren Buffet juga sempat kuliah di University of Pennsylvania sebelum pindah ke University of Nebraska.

2. Stanford University

Brian Acton

Brian Acton (successtory.com)

Jumlah miliarder yang dihasilkan sebanyak 13 orang. Kebanyakan terjun di bidang teknologi.

Beberapa nama miliarder jebolan kampus ini seperti Bobby Murphy, cofounder SnapChat, dan Brian Acton, cofounder WhatsApp. Keduanya pernah menjadi mahasiswa ilmu komputer.

Universitas Lain

3. Yale University

Fred Smith

Fred Smith (famous-entrepreneurs.com)

Yale University ini merupakan rival Harvard University dalam mencetak miliarder. Sekolah ini melahirkan lulusan berkualitas seperti founder FedEx, Fred Smith dan CEO Blackstone, Stephem Schwarzman.

4. University of Southern California

George Lucas

George Lucas (bbc.com)

Kampus ini menghasilkan 11 miliarder. Beberapa di antaranya seperti seorang pemodal ventura Silicon Valley, Mark Stevens, yang punya dua gelar, Sarjana Ekonomi dan Sarjana Teknik.

Selain miliarder, University of Southern California juga melahirkan kreator film Star Wars, George Lucas.

5. Harvard University

Bill Gates

Bill Gates

Sekolah ini paling populer dalam menghasilkan miliarder. Beberapa alumnusnya yang tersohor seperti CEO Microsoft, Bill Gates --tapi drop out.

Ada juga cofounder Airbnb, Nathan Blecharczyk. Sekolah ini melahirkan 11 miliarder.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Arab Saudi Serukan Semua Negara Setop Ekspor Senjata ke Israel

Arab Saudi Serukan Semua Negara Setop Ekspor Senjata ke Israel

Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) bicara soal menyelamatkan Palestina

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Wartawan Palestina Tersungkur Saat Siaran Langsung, Pingsan karena Kelaparan Akut

Detik-Detik Wartawan Palestina Tersungkur Saat Siaran Langsung, Pingsan karena Kelaparan Akut

26.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, yang masih hidup terancam mati kelaparan.

Baca Selengkapnya
Isyaratkan Balas Serangan Iran, PM Benjamin Netanyhu Sebut 3 Negara yang Mendukung Israel

Isyaratkan Balas Serangan Iran, PM Benjamin Netanyhu Sebut 3 Negara yang Mendukung Israel

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim beberapa negara memberikan dukungan kepada Israel dalam menghadapi serangan Iran

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Israel Dilaporkan Buldoser Tenda Pengungsian Dekat RS Kamal Adwan di Gaza, Warga Tertimpa Reruntuhan

Israel Dilaporkan Buldoser Tenda Pengungsian Dekat RS Kamal Adwan di Gaza, Warga Tertimpa Reruntuhan

Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila menyerukan penyelidikan atas laporan pasukan Israel membuldoser warga Palestina,

Baca Selengkapnya