Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Natal Aman dan Damai, Menag: Terima Kasih Seluruh Umat Beragama

Natal Aman dan Damai, Menag: Terima Kasih Seluruh Umat Beragama Menteri Agama, Fachrul Razi (Foto: Istimewa)

Dream - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengapresiasi perayaan Natal yang berlangsung aman dan damai di berbagai wilayah. Sehingga umat Kristiani dapat merayakan hari besarnya dengan khidmat dan suka cita.

"Natal tahun ini berlangsung aman dan damai. Terima kasih kepada umat beragama, khususnya umat Islam selaku umat mayoritas di negeri ini," kata Fachrul, melalui keterangan tertulis diterima Dream

Hal ini, kata Fachrul, merupakan salah satu bukti kualitas kerukunan umat beragama di Indonesia yang terus membaik. Kondisi ini tidak terlepas dari kerja keras bersama antara umat, tokoh agama, dan ormas keagamaan dalam merawat kerukunan.

Fachrul juga menyampaikan terima kasih kepada ulama, umat serta ormas Islam di seluruh Indonesia. Suasana damai selama perayaan Natal tidak terlepas dari sikap toleransi umat Islam.

"Bahkan, ada sebagian di antara mereka yang ikut menjaga gereja saat umat Kristiani merayakan Natal,” kata dia.

 

Dorong Terus Sinergisitas

Apresiasi dan terima kasih juga disampaikan Fachrul kepada umat Kristiani yang telah merayakan Natal secara khidmat dan tidak berlebihan. Sehingga, perayaan Natal berlangsung penuh sukacita dan damai.

Dia menilai seluruh umat, tokoh, dan majelis agama harus terus bersinergi dalam menjaga dan merawat kerukunan. Sebab, kedamaian dan kerukunan menjadi pra-syarat mutlak terlaksananya pembangunan.

“Pemerintah akan mudah membangun jika kondisi masyarakatnya rukun dan damai. Para ulama dan tokoh agama berperan penting dalam menjaga kerukunan umat,” ujar dia.

“Jika negara rukun dan damai, masyarakat akan nyaman, banyak wisatawan berkunjung ke Indonesia, dan investasi pasti akan berkembang lebih banyak" ucap Fachrul melanjutkan.

Bernama Slamet Hari Natal, Pria Ini Seorang Muslim

Dream - Sebuah KTP milik Pria asal Malang jadi heboh di media sosial. Pria ini memiliki nama yang sangat unik sekaligus mudah diingat. Namanya Slamet Hari Natal atau kerap dipanggil Slamet Yesus.

Nama itu diberikan oleh orang tuanya dengan alasan agar mudah diingat. Tanggal lahirnya juga saat perayaan Hari Natal, 25 Desember.

"Biasanya ada yang mengucapkan selamat ulang tahun, bukan Selamat Hari Natal ya, meskipun nama saya Slamet Hari Natal. Tapi teman dan anak-anak saya itu mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Mohon maaf kan saya muslim juga," kata Slamet Hari Natal tersenyum saat ditemui usai membersihkan kendaraannya.

Siang itu, Slamet selesai menjalankan tugas sebagai tenaga pemungut sampah di lingkungan kampungnya. Dua hari sekali bersama karibnya Suryono, mengambil sampah di rumah-rumah warga untuk dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang berjarak sekitar sekitar 5 Km dari rumahnya.

Slamet bersama istrinya, Setyowati tinggal di rumah sederhana di Jalan Sangadi RT 24 RW 08, Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Jadi tenaga pemungut sampah sudah dilakoninya sekitar empat tahun terakhir dan memilih pensiun menjadi sopir truk antar kota.

"Ini (ambil sampah) keterpanggilan, nanti kalau tidak ada yang peduli bagaimana? Saya biasa membantu lingkungan, menggali kubur, juga tidak ada bayarannya. Siapapun saya tolong tidak peduli agamanya atau apa. Ini dimintai tolong lingkungan rayon sini," jelasnya.

Makan Waktu Lebih Lama saat Urus Surat Identitas Diri

Selain memungut sampah dan menggali makam dan kegiatan sosial di lingkungan lainnya, Slamet juga menerima jasa angkutan dengan mobil bak sesuai permintaan.

Slamet didampingi istrinya bercerita tentang keseharian hidup di lingkungan kampung yang harus saling tolong menolong. Keluarganya pun tidak pernah memiliki persoalan berarti terkait nama uniknya itu.

"Tidak ada masalah, kegiatan keagamaan juga biasa, kumpul sama ustad juga tidak ada masalah. Kalau lingkungan tidak pernah masalah," tegasnya.

Sedikit permasalahan dirasakan justru saat mengurus surat identitas diri atau surat-surat penting lainnya. Petugas biasanya memberikan lebih banyak pertanyaan dibanding orang lain untuk lebih memastikan, terutama untuk kolom nama dan agama.

"Yang masalah itu saya pribadi atau anak saya saat mengurus surat-surat, pasti ditanya, bener nggak ini namanya, jadi lebih teliti petugasnya. Orang penasaran juga ingin ngecek dulu," katanya.

"Mungkin kalau di kolom agamanya Nasrani gitu, nggak begitu masalah. Kolon agama Islam, itu kan jadi orang bertanya-tanya," tambahnya tertawa.

Anak Kena Dampak

Pengalaman yang sama juga dialami oleh anak-anaknya saat mengurus surat menyurat yang mencantumkan nama ayahnya. Rata-rata tergelitik dan tidak percaya dengan nama itu, termasuk dialami anak bungsunya yang saat ini menjadi anggota TNI.

"Benar tah nama bapakmu iki. Kalau teman-temannya mungkin lebih cepat, tapi anak-anak saya bisa lebih lama karena ditanya-tanya soal nama ayahnya," katanya.

Saat masa kanak-kanak, Slamet juga mengaku tidak bermasalah bergaul dengan teman-teman seusianya. Keluarganya memang lebih kerap memanggil Slamet, sementara kalau teman sekolahnya beberapa memanggil Natal dan Slamet Yesus.

"Saya itu kan dijuluki Slamet Yesus. Teman-teman SMP itu manggil Natal, bukan Slametnya. Mungkin karena Natal itu kan (kelahiran) Yesus ya. Kan banyak nama Slamet di sekolah, saya dijuluki Slamet Yesus sampai sekarang. Reuni saya datang masih dipanggil Slamet Yesus," kisah Alumni SMP Tumpang itu.

Panggilan itupun melekat hingga sekarang ini, sehingga sebagian teman masing memanggilnya Slamet Yesus. Beberapa undangan pernikahan juga masih ditulis namanya dengan Slamet Yesus.

"Kalau keluarga sejak kecil memanggilnya Slamet, teman lingkungan dan tetangga masih banyak yang panggil Sus," ungkapnya.

Slamet tidak pernah memiliki niat mengganti nama yang sudah diberikan oleh kedua orang tuanya. Begitu pun orang tuanya, saat itu juga tidak pernah mengganti nama yang sudah menjadi tanda sepanjang masa hidupnya.

"Nggak pernah (ganti nama). Mungkin kalau nama saya ganti, gak akan silaturahmi ketemu sampeyan," katanya.

Nama Slamet Hari Natal Atas Saran Seorang Bidan

Pasangan keluarga Samsuri dan Ngatinah (alm) memberi nama anak pertamanya Slamet Hari Natal. Karena memang kelahirannya tepat saat perayaan Hari Natal, 25 Desember 1962.

Ketika itu, Ngatinah menjalani persalinan di Klinik Desa Kebonsari, Kecamatan Tumpang dengan bantuan bidan Welas Asih atau Bu Kiskio. Bayi merah lahir dari rahim Ngatinah dalam kondisi selamat (Slamet), lengkap anggota tubuhnya dan sehat.

Bidan Welas Asih pun menyarankan agar sang bayi diberi nama Slamet Hari Natal dengan alasan agar mudah diingat, selain karena lahir tepat di peringatan Hari Natal. Nama itulah yang kemudian disematkan dan melekat pada sosok yang saat ini sudah berusia 57 tahun dengan tiga orang anak serta 5 orang cucu.

"Bu daripada sulit-sulit cari nama, supaya gampang diingat kasih nama saja Slamet Hari Natal sesuai dengan kelahiran anak ibu," kata Slamet Hari Natal menirukan saran bidan Welas Asih yang disampaikan almarhum ibunya.

Hanya kisah itulah yang diterima oleh Slamet dari kedua orangtuanya terkait pemberian namanya yang dianggap unik. Nama itu yang jauh hari kemudian menjadi perbincangan banyak orang dan makin ramai setelah muncul media sosial.

Slamet sendiri juga tidak banyak tahu tentang bidan Welas Asih yang menolongnya saat persalinan. Tetapi pada masa itu memang sangat terkenal karena memang belum banyak tenaga medis seperti sekarang ini.

KTP Mati Diminta Sebagai Koleksi

Slamet juga mengaku memiliki kisah unik akibat namanya yang aneh dan langka. Saat itu, dirinya mengemudi sebuah kendaraan menyeberang ke Pulai Bali.

Saat di penyebrangan, semua kartu identitasnya diperiksa oleh petugas di Pelabuhan Ketapang. Semua kartu di dompet dikeluarkan, termasuk yang sudah habis masa berlakunya.

Tetapi selesai pemeriksaan seorang petugas justru meminta KTP yang sudah mati. Alasannya untuk koleksi karena dianggap unik.

KTP Slamet Hari Natal

"Jadi itu KTP yang mati diminta katanya untuk koleksi," tegasnya.

Slamet sadar namanya banyak mengundang penasaran dan kerap diperbincangkan, tetapi itu sudah sesuatu yang biasa dan tidak mengganggunya. Nama itu sudah melekat dari pemberian orang tuanya, yang juga diberikan untuk adik perempuannya, Mujiati.

"Baiknya nama, mungkin bagi saya, bukan dari kata-kata dan kalimat saja yang baik, baiknya nama itu juga dari ucapan dan perilaku, menurut saya begitu. Namanya baik, tapi menyakiti lainnya itu juga tidak baik," katanya.

Laporan Darmadi Sasongko/ Sumber: Merdeka.com

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: ASN, TNI, Polri, dan BIN, Harus Netral Jaga Kedaulatan Rakyat

Jokowi: ASN, TNI, Polri, dan BIN, Harus Netral Jaga Kedaulatan Rakyat

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa ASN, TNI, Polri, termasuk BIN harus netral dan menjaga kedaulatan rakyat,” kata Jokowi.

Baca Selengkapnya
Penuh Toleransi, Aksi Non Muslim Bagi-Bagi Takjil Ini Bikin Adem Melihatnya

Penuh Toleransi, Aksi Non Muslim Bagi-Bagi Takjil Ini Bikin Adem Melihatnya

Momen umat non islam bagi-bagi takjil viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
MUI: Haram Hukumnya Memberi dan Menerima ‘Serangan Fajar’

MUI: Haram Hukumnya Memberi dan Menerima ‘Serangan Fajar’

MUI: Haram Hukumnya Memberi dan Menerima ‘Serangan Fajar’

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
NOTED KAK! Ketika Lagi Sibuk Kerja Malah Diganggu

NOTED KAK! Ketika Lagi Sibuk Kerja Malah Diganggu

Sahabat Dream, Kalian suka sebal gak diganggu rekan kerja padahal lagi sibuk-sibuknya? Kalau kalian di posisi itu mau bereaksi apa?

Baca Selengkapnya