Hangatnya Toleransi, Seorang Muslim Jadi Sopir Pendeta Selama 32 Tahun

Dream - Kerukunan antar umat beragama dahulu merupakan hal yang sangat terjaga. Masyarakat beda agama bisa hidup rukun dan berdampingan, bahkan bekerja sampai berpuluh tahun tanpa harus khawatir kehilangan prinsip beragamanya.
Cerita hangat soal soal toleransi ini bisa kita lihat dari keseharian Sapari atau akrab disapa Pakde. Pria bersahaja berusia 58 tahun itu sangat dikenal para jemaat GPIB Immanuel Palembang.
"Apa kabar Pakde, sehat kan?" begitu tanya setiap jemaat gereja ketika bertemu dan bersalaman dengannya menjelang misa Natal, Selasa, 24 Desember 2019.
Panggilan Pakde dinobatkan karena dia merupakan perantauan asal Bantul, DI Yogyakarta. Dia tinggal di Palembang sejak 1983 dan mencari nafkah menjadi buruh bangunan.
Empat tahun kemudian, atau tepatnya 1987, Pakde resmi bekerja sebagai sopir mobil gereja GBIP Immanuel Palembang. Pekerjaan itu didapatnya ketika memborong rekonstruksi di rumah salah satu jemaat gereja itu.
"Saya jadi sopir pertama di gereja itu. Gaji waktu itu sama dengan jadi buruh, kira-kira Rp 60 ribu sebulan, tapi jadi sopir lebih santai, pakaian rapi, pakai sepatu, beda saat masih jadi tukang bangunan," ungkap Pakde.
Akidahnya Tak Terganggu
Sebagai penganut Islam, Pakde tidak merasa terganggu dengan pekerjaannya. Setiap hari, ia berkutat dengan aktivitas di gereja.
Tugas utamanya adalah antar jemput pendeta dari kediaman ke gereja, dari gereja ke gereja, dari gereja ke rumah sakit, atau menemui jemaat.
Lokasinya tak hanya di Palembang, tetapi sampai keluar kota dan provinsi, seperti Prabumulih, Lempuing, Pendopo, Karang Endah, hingga Jambi.
"Ya, tugas saya hanya melayani pendeta, ke mana pun dia pergi saya yang antar. Sesekali melayani pengurus gereja kalau ada keperluan," ujarnya.
Saling Menghormati Keimanan
Selama berhubungan dengan gereja dan pendeta, Pakde mengaku tak pernah sama sekali bersinggungan dengan keyakinan yang dianutnya. Justru menurut dia, pendeta sangat toleran terhadap keimanan Pakde.
"Misal lagi di jalan dan terdengar azan, saya diminta mampir ke masjid, pendeta bilang salatlah dulu kalo sudah masuk waktunya. Ya, saya pikir keimanan pendeta itu sudah tinggi, makanya tidak mau bicara soal keimanan saya, saling menghargai," kata dia.
Ketika tiba di gereja, Pakde juga tak pernah diajak pendeta masuk mendengarkan khutbahnya. Pakde diminta istirahat di mobil atau mengobrol saja dengan warga sekitar gereja.
"Saya tidak pernah meminta dan pendeta juga tidak pernah mengajak masuk ke gereja. Saya kerja profesional, sesuai tugas saya saja, melayani, itu saja," terangnya.
Meski usianya tak muda lagi, Pakde masih menjadi andalan pendeta dan pengurus gereja. Predikatnya kini menjadi sopir senior dan driver satu.
"Sudah 32 tahun menjadi sopir gereja dan melayani pendeta, sampai sekarang masih aktif. Total sudah ada delapan pendeta yang saya layani, rata-rata berasal dari Indonesia bagian timur," ungkapnya.
Bisa Menyekolahkan Anaknya
Pegawai beragama Islam yang bekerja di gereja itu tak hanya Pakde sendiri. Masih ada seorang sopir, dua sekuriti, dan seorang tukang kebun yang turut mencari nafkah di sana.
"Bagi kami bekerja di mana pun terserah, yang penting tidak menipu, tidak mencuri, pokoknya yang penting halal. Kami berlima muslim, tapi rukun dengan jemaat-jemaat gereja," kata dia.
Dari pekerjaannya itu, pria beristrikan Cholilah (43) itu telah berhasil menyekolahkan ketiga putrinya. Bahkan, anak pertamanya akan meraih gelar sarjana pada 28 Desember nanti.
"Alhamdulillah, keluarga saya harmonis saja, tidak ada cemoohan tetangga walaupun kerja di gereja, ketiga anak saya sekolah semua, ada masih SMP, SMA, dan satu lagi akan diwisuda," tuturnya.
Miris Intoleransi
Pakde juga mengamati pergolakan politik di Indonesia. Dia mengaku miris dengan isu-isu intoleransi dan ketidakharmonisan antar umat beragama.
Bagi dia, hal itu tak perlu terjadi jika setiap warga negara memiliki keimanan dan kebangsaan yang tinggi. Intoleransi justru memecah belah persatuan bangsa dan menghancurkan NKRI.
"Semua cinta Indonesia, kita adalah Indonesia, mari jaga NKRI. Terlalu bodoh bangsa hancur karena perbedaan keyakinan. Inilah Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, harus dipahami betul," kata dia.
Menurut dia, intoleransi tak lain muncul karena muatan politik. Oknum-oknum tertentu menggunakan isu agama untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
"Jika Indonesia tak kondusif, tak aman, ekonomi pasti kacau. Nah, siapa lagi yang dirugikan kalau bukan kita sendiri, apalagi orang-orang menengah ke bawah, pasti sangat terasa dampaknya," kata dia.
"Saya orang biasa, pendidikan rendah, tapi paham dengan toleransi karena saya terlibat langsung, saya menjalani. Mari, mari kita semua menjadi toleransi antar umat beragama, mari kita jaga NKRI tetap utuh, demi anak cucu kita kelak," tutupnya.
Laporan Irwanto/ Sumber: Merdeka.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Penuh Toleransi, Aksi Non Muslim Bagi-Bagi Takjil Ini Bikin Adem Melihatnya
Momen umat non islam bagi-bagi takjil viral di media sosial.
Baca Selengkapnya
Toleransi Beragama Lagi Viral di Bulan Ramadan: Usai Bukber, Momen Sholat di Rumah Nonis Ini Jadi Sorotan
Tidak hanya lokasinya yang bikin viral, tapi tempat di mana umat Muslim di acara bukber itu melaksanakan sholat Maghrib.
Baca Selengkapnya
6 Sifat Muslimah yang Tidak Boleh Dinikahi, Laki-Laki Harus Waspada!
Dengan memiliki istri sholeha, seseorang akan mendapatkan pendamping hidup yang selalu mendukung dan menginspirasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Sambil Makan, Pria ini Tanya Alasan Teman Muslimnya Berpuasa, Begini Jawabannya
Meski temannya makan di depannya, pria ini tak tergoda, santai jawab pertanyaan.
Baca Selengkapnya
Jangan Suka Melaknat Orang Lain, Bisa-Bisa Doamu Tidak Terkabul
Melaknat juga bisa merusak hubungan persaudaraan antar sesama.
Baca Selengkapnya
Non Muslim Bisa Jawab Pertanyaan Agama Islam, Warganet 'Nggak Sekalian Log In?'
Non muslim yang sedang mencari takjil menjawab dengan lancar ketika ditanya seputar agama Islam. Penanya pun kaget karena jawabannya tepat.
Baca Selengkapnya
Mengenal Acara 1000 Hari Orang Meninggal sebagai Tradisi Masyarakat Jawa, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Dalam acara selamatan, doa-doa khusus biasanya dipanjatkan untuk orang yang telah meninggal dunia seperti doa tahlil dan doa untuk arwah.
Baca Selengkapnya
Dua Bersaudara Masih Main Jelang Maghrib, Adik Tiba-tiba Kaku Lihat Pohon Pisang Depan Rumah, Ternyata Ada Kisah Seram di Baliknya
Ayahnya kemudian bercerita tentang pohon pisang di depan rumah yang membuat Fawwaz ketakutan setengah mati.
Baca Selengkapnya
7 Ciri Perempuan yang Terkena Tipu Daya Dajjal, Salah Satunya Suka Mengumpat dan Tidak Bersyukur atas Pemberian Suami
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa perempuan adalah pengikut Dajjal yang jumlahnya banyak.
Baca Selengkapnya