Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta Kota Terhoror, Jenazah Pasien Covid-19 Bergeletakan di Jalan

Fakta Kota Terhoror, Jenazah Pasien Covid-19 Bergeletakan di Jalan Ilustrasi Kota Guayaquil (Sumber:Pixabay.com)

Dream – Suasana di kota Guayaquil, Equador saat ini terlihat mencekam daripada hari biasanya.

Kota ini didera wabah virus Corona yang dahsyat dan menewaskan banyak korban. Bahkan beberapa mayat dibiarkan tergeletak di jalanan tak terurus.

Kota Guayaquil menjadi saksi betapa menyeramkannya suasana di kota itu. Masyarakat tampak ketakutan.

Banyak mayat di jalanan yang hanya terbungkus plastik terpal, bengkak, dan sudah dilalati.

Berikut Fakta kota Guayaquil, yang membiarkan mayat korban virus corona Covid-19 tak terurus di jalanan kota: 

Kasus Covid-19 Tertinggi di Ekuador

Ilustrasi

Kota Guayaquil adalah kota terbesar di Ekuador. Kota ini merupakan pusat industri perikanan dan manufaktur di negara Ekuador, Amerika Latin.

Ekuador mengkonfirmasi kasus pertama corona Covid-19 pada 29 Februari lalu. Kasus pertamanya adalah seorang wanita Ekuador berusia 71 tahun yang kembali ke Guayaquil dari Spanyol pada Hari Valentine.

Sejak itu, penyebaran virus Corona Covid-19 di Guayaquil semakin meningkat dan melonjak lebih dari 2.200 kasus.

Bahkan kasus Corona di kota ini mencapai sekitar 70 persen dari total Ekuador, jauh melebihi jumlah kasus di Quito, ibukota Ekuador.

Kondisi Mayat Bergeletak di Jalan

Update 5 April, 198 Orang Indonesia Meninggal Dunia Akibat Covid-19

“Tubuh itu terbungkus plastik terpal, bengkak, dan sudah dihinggapi lalat. Mayat itu adalah tetanggaku” ungkap Rosangelys Valdiviezo, seorang migran Venezuela melaporkan kondisi di wilayah kota Guayaquil.

“Sekarang mayat itu berbaring di depan rumahnya, mayat itu hanyalah salah satu dari jumlah mayat yang bergeletakan di jalan-jalan Guayaquil.”

Valdiviezo, merupakan seorang pekerja makanan laut berusia 30 tahun. Dia mengatakan mayat tersebut telah di luar selama enam hari.

Video Viral

Menangis Wanita Menangis by Shutterstock

Dalam sebuah video viral, seorang wanita bernama Gabriela Orellana menangis dan memohon kepada Presiden Ekuador Lenín Moreno untuk mengurus mayat suaminya dari rumah mereka.

Selama berhari-hari, mayat suaminya telah terbaring dan para petugas mengatakan akan datang untuk membawanya.

"Jika Anda melihat video ini, Tuan Presiden, tolong, di mana mereka?" dia bertanya. "Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan datang, dan itu bohong." Dia terisak-isak mengungkapkan kesedihannya.

"Saya hanya meminta anda untuk membantunya mati dengan bermartabat. Silahkan. Jangan biarkan mayat suamiku terlempar ke tanah."

 

Banyak Faktor yang Menyebabkan Dampak di Guayaquil

Ilustrasi

Para analis mengatakan, ada berbagai faktor yang menyebabkan Guayaquil memiliki dampak yang besar akibat virus corona covid-19.

Kota Guayaquil adalah kota pelabuhan internasional. Dimana banyak orang dari berbagai wilayah akan melewati kota tersebut.

Ketika pemerintah meminta untuk melaksanakan lockdown, beberapa pekerja masih keluar rumah dan melakukan pekerjaan mereka seperti biasanya.

Hal ini juga menjadi faktor semakin meningkatnya kasus penyebaran virus corona covid-19 di Guayaquil.

"Lockdown itu kurang efektif di Guayaquil," kata Sebastián Hurtado, kepala firma konsultasi politik Ekuador Prófitas.

“Di negara bagian lain, lebih banyak orang yang mematuhi aturan tersebut. Namun di Guayaquil, kondisinya tidak memiliki sistem pelayanan kesehatan yang baik, hanya memiliki unit perumahan yang sangat kecil, dan kehidupan disana lebih padat” tambahnya

Kondisi Memprihatinkan

Dampingi Jasad Sang Kekasih, Calon Pengantin Menangis

Virus Corona Covid-19 membuat kota Guayaquil kewalahan. Rumah sakit di kota tersebut pun tidak mampu menangani pasien yang terindikasi dan positif virus corona.

Pemakaman umum di sana juga ambruk di tengah terjadinya pandemi. Bahkan, para petugas kewalahan tidak mampu mengumpulkan mayat, beberapa mati karena virus, akibat dari jumlahnya yang sangat banyak.

Dengan kondisi suhu siang hari mencapai 90 derajat, kota Guayaquil sangat terik dan menyebabkan keluarga yang berduka terpaksa membawa mayat yang sudah berumur berhari-hari ke luar rumah.

"Situasi di Guayaquil saat ini sangat mengerikan," kata Tati Bertolucci, direktur untuk Amerika Latin dan Karibia di organisasi bantuan bencana CARE.

"Ada mayat di jalanan, dan sistem kesehatan runtuh, jadi tidak semua orang yang memiliki gejala dapat dites atau dirawat." Tambahnya.

Operasi gabungan polisi-militer telah memulihkan sekitar 30 mayat per hari. Menurut Jorge Wated, koordinator satuan tugas pemerintah yang ditugaskan untuk mengatasi krisis.

Jam malam yang ketat di seluruh kota mempersulit upaya pekerja kamar mayat dan rumah duka untuk memindahkan mayat, Wated mengatakan dalam pidato yang disiarkan secara nasional minggu ini.

"Kami meminta maaf terhadap keluarga yang telah menunggu untuk memindahkan mayat korban virus corona" kata Wated di Twitter.

Wated juga memperingatkan, korban tewas di Guayaquil bisa mencapai 3.500 orang. Semuanya tergantung pada masyarakat. Wated mendesak masyarakat untuk menaati peraturan lockdown dan jam malam di Guayaquil.

Walikota Gayaquil, Cynthia Viteri, mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers di Facebook hari Kamis, bahwa kontainer pengiriman telah ditempatkan di rumah sakit untuk menyimpan mayat. Viteri telah mengkonfirmasi bahwa dia juga telah tertular virus itu.

 

Pemerintah Meminta Maaf atas Kondisi yang Terjadi

Dilansir dari laporan CNN, Wakil Presiden Ekuador, Otto Sonnenholzner meminta maaf setelah sejumlah jenazah tergeletak tak terurus di jalanan Guayaquil.

Penduduk setempat telah mengunggah sejumlah video yang kemudian viral di media sosial menunjukkan mayat-mayat tergeletak di jalanan di kota tersebut.

Pemerintah setempat mengumpulkan setidaknya 150 mayat dari jalanan dan rumah-rumah pada awal pekan ini, namun tidak mengonfirmasi jumlah jenazah yang tewas akibat virus corona Covid-19.

Per hari Minggu (5/4), Ekuador telah mencatat hampir 3.500 kasus konfirmasi virus corona Covid-19 dengan 172 kasus meninggal dunia.

Pemerintah setempat telah menetapkan darurat nasional dan menerapkan jam malam sebagai upaya menekan penyebaran virus corona Covid-19 semakin meluas.

(Sumber Washington Post)

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta  Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Fakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Covid-19 Varian JN.1, Ciri Khasnya Lidah Pasien Lebih Putih

Fakta-fakta Covid-19 Varian JN.1, Ciri Khasnya Lidah Pasien Lebih Putih

Merebak di Amerika Serikat, Singapura, China, dan India, Covid-19 di Indonesia sudah ditemukan 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Viral Cuitan Ganjar 'Karyawan Dipecat Masih Dapat Bintang 4', Ini Fakta Sebenarnya

Viral Cuitan Ganjar 'Karyawan Dipecat Masih Dapat Bintang 4', Ini Fakta Sebenarnya

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu kemudian menegaskan bahwa tulisan tersebut adalah tidak benar.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta 4 Orang Diduga Bunuh Diri di Apartemen Jakut, Lompat dari Lantai 22

Fakta-Fakta 4 Orang Diduga Bunuh Diri di Apartemen Jakut, Lompat dari Lantai 22

Empat jasad ditemukan tergeletak di halaman apartemen

Baca Selengkapnya