Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Vaksin AstraZeneca Selain Batch CTMAV547 Tetap Didistribusikan

Vaksin AstraZeneca Selain Batch CTMAV547 Tetap Didistribusikan Ilustrasi Pemberian Vaksin AstraZeneca Non Batch CTMAV (Foto: Freepik.com)

Dream - Polemik vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 kini sedang dalam proses investigasi pengujian keamanannya. Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan vaksin AstraZeneca nonbatch CTMAV547 tetap diberikan kepada masyarakat, khususnya yang baru sekali menerima dosis, supaya mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan dua dosis.

"Saat ini program vaksinasi sudah menjalani tahap 3 yang diawali di provinsi DKI Jakarta dan selanjutnya bertahap, pada bulan Juni (2021) program ini bisa dilaksanakan di kota-kota lainnya," tutur Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dalam keterangan pers di Graha BNPB, Kamis 20 Mei 2021.

Menurutnya, vaksinasi tersebut nantinya akan segera dilakukan di beberapa kota lain yaitu, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan. Pada tahap ke tiga ini akan memprioritaskan warga lanjut usia yang merupakan kelompok rentan dari aspek sosial serta ekonomi.

Investigasi Vaksin Astrazeneca Batch CTMAV547

Diketahui, pemerintah melalui Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) kini masih menginvestigasi adanya dugaan efek samping fatal dari vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Investigasi yang dilakukan ialah pengujian toksisitas dan abnormal serta sterilisasi dari vaksin tersebut.

Vaksin ini memang memiliki efek yang bersifat ringan, pengananannya pun bisa dilakukan oleh fasilitas kesehatan terdekat. Wiku menambahkan, setiap temuan di lapangan terkait efek dari vaksi akan terus ditindaklanjuti secara berjenjang di faskes terdekat, Pokja KIPI kabupaten/kota, Komda KIPI, Komnas PP KIPI hingga Subdit Imunisasi Badan POM

"Mohon masyarakat tidak ragu melaporkan keluhan dari vaksinasi. Karena setiap laporan yang masuk akan sangat bermanfaat bagi pelaksanaan vaksinasi kedepannya di Indonesia maupun secara global," jelas Wiku, dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Vaksin AstraZeneca Sudah Diterima Masyarakat Dunia

Ilustrasi

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca merupakan vaksin yang paling aman. Hal ini terbukti dengan lebih dari satu miliar dosis vaksin sudah diterima oleh masyarakat di seluruh dunia.

WHO menegaskan vaksin AstraZeneca aman dan efektif untuk melindungi orang dari risiko penularan COVID-19 yang sangat serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah.

Selain itu, vaksin Covid-19 AstraZeneca sudah memperoleh Emergency Use Listing (EUL) dari WHO. Kemudian juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari otoritas kesehatan di 70 negara di dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia.

Vaksin yang diproduksi di Inggris, Itali, Korea Selatan, dan India ini, merupakan salah satu dari 3 jenis vaksin COVID-19 yang digunakan dalam program vaksinasi nasional pemerintah Indonesia saat ini.

Namun, meskipun vaksin ini efektif, namun masyarakat tetap perlu menjalankan disiplin protokol kesehatan 5M, memakai masker, mencucui tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitias.

Dengan mensukseskan vaksinasi dan juga menerapkan disiplin protokol kesehatan 5M, diharapkan pandemi Covid-19 ini akan segera usai. Sehingga roda ekonomi dan aktivitas lainnya bisa kembali normal.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jadi Istri Pejabat, Siti Atikoh Suprianti Memilih Tidak Punya Tas Branded

Jadi Istri Pejabat, Siti Atikoh Suprianti Memilih Tidak Punya Tas Branded

Perempuan lulusan UGM ini lebih suka membeli tas sesuai fungsi, bukan karena branded.

Baca Selengkapnya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Waduh! Belum Hilang Efek Bius, Pria ini Malah Sebut Nama Mantan Depan Istrinya

Waduh! Belum Hilang Efek Bius, Pria ini Malah Sebut Nama Mantan Depan Istrinya

Pria ini malah ingat mantan selepas operasi, pas sadar ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Vaksin Covid-19 keempat mulai berbayar tahun ini. Masing-masing merek ditawarkan dengan harga berbeda.

Baca Selengkapnya
Atasi Kantuk dengan 6 Cara Ini, Dijamin Puasa Segar Seharian!

Atasi Kantuk dengan 6 Cara Ini, Dijamin Puasa Segar Seharian!

Rasa kantuk ini seringkali muncul sebagai tamu tak diundang yang mengganggu produktivitas dan semangat dalam menjalani hari.

Baca Selengkapnya
Siap-siap, Pembatasan Pertalite Mulai Berlaku Tahun Ini, hanya Kendaraan Tertentu Boleh Beli

Siap-siap, Pembatasan Pertalite Mulai Berlaku Tahun Ini, hanya Kendaraan Tertentu Boleh Beli

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan peraturan mengenai pembatasan BBM ditargetkan berlaku tahun ini.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.

Baca Selengkapnya
BPOM Rilis Daftar 50 Obat Tradisional dan Suplemen yang Mengandung BKO: Bahaya Buat Hati, Ginjal serta Jantung

BPOM Rilis Daftar 50 Obat Tradisional dan Suplemen yang Mengandung BKO: Bahaya Buat Hati, Ginjal serta Jantung

BPOM rilis dafatr 50 obat dan suplemen berbahaya mengandung bahan kimia obat (BKO). Kandungan tersebut bisa sebabkan penyakit kronis.

Baca Selengkapnya