Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Duh! Cuti Bersama 2021 Terancam Dikurangi

Duh! Cuti Bersama 2021 Terancam Dikurangi Menko PMK Muhadjir Effendy Bersama Mensos Tri Rismaharini Meninjau Pelaksanaan Donor Plasma Konvalesen Di Surabaya (Kemenko PMK)

Dream - Pemerintah berencana mengevaluasi cuti bersama 2021. Terdapat kemungkinan jumlah cuti akan dikurangi.

"Insyaallah minggu depan kita evaluasi, kemungkinan besar akan kita kurangi cuti bersamanya," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dikutip dari laman Kemenko PMK.

Tetapi, Muhadjir belum dapat memastikan berapa jumlah cuti bersama yang akan dihilangkan. Rapat evaluasi libur dan cuti bersama 2021 nantinya digelar melibatkan kementerian dan lembaga untuk memastikan pengurangan jumlah cuti bersama.

"Kita bicara dulu dengan kementerian terkait. Ada Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), ada Menaker (Menteri Ketenagakerjaan) ada Menag (Menteri Agama), terutama yang berkaitan dengan libur keagamaan," kata Muhadjir.

Dia mengakui libur panjang karena cuti bersama cenderung menimbulkan peningkatan kasus Covid-19. Tetapi, dia juga menyatakan libur panjang bukan penyebab utama lonjakan kasus melainkan terdapat banyak faktor lain yang turut berpengaruh.

"Ada kecenderungan begitu (Covid-19 meningkat). Jadi setiap ada libur panjang ada kemaikan kasus walaupun itu juga tidak variabel tunggal, ada banyak faktor," kata dia.

Sebelumnya, Menpan RB, Tjahjo Kumolo, mengusulkan evaluasi cuti bersama 2021 mengingat masih adanya potensi lonjakan kasus Covid-19. Tjahjo mengusulkan libur Hari Raya Idul Fitri 1442H hingga Tahun Baru 2022 diperpendek untuk menekan penyebaran infeksi virus corona.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Kasus Positif Covid-19 Turun Saat Libur, Menkes: Karena Tesnya Menurun

Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengakui terjadi penurunan kasus harian positif Covid-19 setiap kali masa liburan. Sementara di sisi lain tingkat kasus aktif atau positivity rate malah naik.

"Memang positivity rate tinggi khususnya di hari libur jumlah yang dites itu turun, akibatnya kasus terkonfirmasinya juga turun dan positivity ratenya naik," ujar Budi, disiarkan channel YouTube Kementerian Kesehatan.

Budi menyebutkan fakta ini pernah terjadi pada 1-2 Januari 2021 setelah masa libur Natal dan Tahun Baru. Fakta ini berulang pada 10-11 Januari 2021 dampak dari libur akhir pekan, kasus terkonfirmasi menurut namun positivity rate naik.

"Yang memang kami amati, jumlah kasus positif harian turun. Kalau banyak menanyakan kenapa ini turun, karena ini dampak dari liburan panjang," kata dia.

Menurut Budi, setiap libur panjang akan memicu kenaikan kasus sekitar 30-40 persen. Rentang kenaikan kasus positif biasanya terjadi selama 14 hari sesuai dengan masa inkubasi virus.

"Sehabis naik karena dalam 14 hari itu virus mati, dengan sendiri menurun," kata dia.

Sementara paska libur Nataru, Budi memastikan puncak kasus terkonfirmasi sudah terlampaui. Dampaknya, positivity rate Covid-19 di Indonesia menurun.

"Mobilitas sejak naiknya kasus konfrmasi paska -libur Natal dan Tahun Baru dilakukan pengetatan lewat program PPKM sehingga itu juga menyebabkan kasus konfirmasinya turun," ucap dia.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Data Positivity Rate Indonesia Masih Tinggi, Ini Penjelasan Menkes

Dream - Kasus Covid-19 di Indonesia masih cukup tinggi jika dilihat dari positivity rate atau tingkat kasus positif. Saat ini, positivity rate secara nasional masih sekitar 20 persen.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan, positivity rate Covid-19 di Indonesia masih di atas angka standar WHO, yaitu sekitar 5 persen ke bawah. Menurut dia, ada beberapa hipotesa yang muncul terkait hal ini.

"Kita amati bahwa banyak data mengenai hasil PCR kalau itu sifatnya negatif belum langsung dikirim ke pusat sehingga data yang kami terima itu lebih banyak data yang positif," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu 17 Februari 2021.

Terkait hipotesa ini, pihaknya telah melakukan pengecekan ke sejumlah rumah sakit dan laboratorium. Didapati temuan berupa data lapangan yang sangat banyak namun sulit dimasukkan ke aplikasi testing lantaran user interface yang rumit.

"User interface atau cara memasukkan ke sistem aplikasi itu mengakibatkan banyak lab yang memasukkan data yang positif dulu," kata Budi.

Data Tes Negatif Tak Dilaporkan

Sementara data hasil tes PCR negatif tidak dimasukkan karena kebanyakan lab menilai cukup data positif yang dilaporkan. Sehingga pasien bisa segera diisolasi.

"Itu mengakibatkan positivity rate-nya naik," ucap Budi.

Untuk mengatasi masalah ini, Kemenkes telah melakukan perbaikan pada user interface aplikasi testing sehingga memudahkan rumah sakit, laboratorium maupun fasilitas kesehatan memasukkan laporan. Dengan begitu, jumlah data yang masuk bisa lebih banyak mencakup pula hasil tes negatif.

"Dengan demikian kita merasa dengan masuknya lebih banyak data dan data yang negatif sesudah dites itu akan membuat positivity rate kita itu merefleksikan angka yang sebenarnya," kata dia.

Hipotesa lain, kata Budi, positivity rate memang sudah tinggi namun tingkat testing yang dijalankan kurang. Untuk masalah ini, pihaknya akan meningkatkan jumlah pemeriksaan menggunakan metode rapid test antigen.

"Dengan makin luasnya cakupan target pemeriksaan, diharapkan positivity rate yang didapat menggambarkan kondisi sebenarnya," ucap Budi.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar Lengkap Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024

Daftar Lengkap Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024

Ini daftar lengkap tanggal libur nasional dan cuti bersama tahun 2024

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Apakah naik kereta api kini wajib pakai masker? Begini jawaban KAI

Baca Selengkapnya
KPU Ungkap Syarat Jokowi Boleh Kampanye: Ajukan Cuti ke Diri Sendiri

KPU Ungkap Syarat Jokowi Boleh Kampanye: Ajukan Cuti ke Diri Sendiri

Karena presiden hanya ada satu maka Jokowi harus ajukan cuti ke diri sendiri apabila ingin ikut berkampanye.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara

Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara

Epidemiolog, Dicky Budiman, memberi pendapatnya soal kebijakan baru ini.

Baca Selengkapnya
NOTED KAK! Hari pertama Kerja VS 2 Bulan Kerja

NOTED KAK! Hari pertama Kerja VS 2 Bulan Kerja

Sahabat Dream ada gak yang mengalami kaya gini saat pertama kali kalian masuk kerja? Kalau ada komen dibawah yaa

Baca Selengkapnya