Dream - Menjadi dokter acap kali diucapkan anak kecil saat ditanya cita-cita kelak setelah dewasa. Namun, tak semua anak kecil berpikiran sama, seperti halnya Natasha Cinta Vinski.

Wanita kelahiran 12 Januari 1993 itu sejak kecil hingga sekarang masih terobsesi menjadi seorang pilot. Padahal kini Vinski, sapaannya, sudah menjalani profesi sebagai dokter.

"Aku dari kecil ingin banget jadi pilot, bukan dokter," tuturnya saat bincang sore bersama Dream di Vinski Tower, Jakarta Selatan, Selasa 5 Desember 2017.

Sebagai generasi keempat dalam keluarga, dokter Vinski tak bisa mengelak dari garis keturunan dokter yang mengalir dalam darahnya. Diapun memilih masuk Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada 2010 demi mengenyam pendidikan menjadi dokter muda.

"Di push banget sama keluarga, terutama mamaku untuk jadi dokter. Akhirnya masuk kedokteran, selama belajar ya belajar aja cuma demi lulus," tuturnya.

Perlahan-lahan wanita berdarah Makassar-Rote-Kanada itu mengaku mulai menyelami hidup sebagai seorang dokter. Usai menjalani asistensi dalam program Co-ass, kini disebut Mahasiswa Program Profesi Dokter (MPPD), Vinski merasakan kemuliaan dari profesi yang dijalaninya. 

"Begitu co-ass, baru ngerasain the beauty of being a doctor," kenangnya. 

Hati Vinski kini tergerak untuk menjadi dokter handal. Mulai dari menolong ibu hamil melahirkan hingga gagal menyelamatkan nyawa pasien.

"Begitu co-ass, belajar demi kesembuhan orang lain, i feel responsible. Memberikan makna mendalam bagiku untuk terus semangat menyelamatkan orang lain," tambahnya.

Pada Mei 2016 lalu, Vinski mendapat cobaan saat akan disahkan menjadi dokter. Sang ayah tutup usia. Meski sudah memasuki fase terakhir kuliah, Vinski mengaku sempat drop karena kehilangan sosok pria yang merupakan ahli IT dan businessman kebanggaannya itu.

Untungnya, Vinski tekad menyembuhkan banyak orang kembali lagi. Keuletannya itulah yang menjadikannya lulusan terbaik dengan IPK tertinggi FK UKI pada Mei 2016 lalu.

Kembangkan Bisnis Jual-Beli Pesawat

Tak hanya menjadi dokter, Vinski juga turut mengembangkan bisnis sang ayah, Vinski Tower, pusat anti-aging dan stem-cell di Asia Pasifik. Dia juga turut membangun bisnis di bidang helikopter dan pesawat guna meneruskan cita-citanya sebagai pilot.

Selain bergerak di bidang jual-beli pesawat dan helikopter, perusahaan yang dinamai Aeroqueen juga mulai bergerak di bidang rental pesawat jet dan helikopter.

" Meski aku tidak bisa jadi pilot, aku nerusin bisnis papa yakni jual-beli pesawat dan helikopter. Tetap jadi dokter, cuma lebih ke kegiatan sosial. Aku aktif turun langsung memberikan pengobatan gratis, penyuluhan, senam jompo, sampai lomba balita sehat," kata Vinski.

Kegiatan sosial yang dilakukan Vinski salah satunya membantu masyarakat di kampung halamannya, Pulau Rote. Salah satunya, membantu orang-orang di bawah jembatan untuk sekolah dengan bantuan berupa seragam dan buku.

"Tahun depan di Pulau Rote, selain penyuluhan juga mau membangun dua mck di dua desa dan water pump sebagai penyedia air bersih. Jadi aku sebagai CEO perusahaan jual-beli helikopter, dokter, dan juga social worker."