Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Haid Tak Teratur Pasca Sembuh Dari Covid? Ini Penjelasannya

Haid Tak Teratur Pasca Sembuh Dari Covid? Ini Penjelasannya Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Beberapa pasien Covid-19 wanita mengeluhkan mengalami masalah haid setelah sembuh. Ada yang siklusnya jadi teratur, keluhan PMS yang lebih berat dari biasanya atau lebih lemas saat haid.

Dokter spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar, yang kerap membagi informasi seputar Covid-19 memberi penjelasan memang ada beberapa laporan kasus menunjukkan adanya gangguan haid pada penderita covid dan penyintas covid. Sebanyak 25 persen mengalami perubahan volume haid, 28 persen mengalami perubahan siklus haid (20 persen penurunan volume dan 19 % siklus haid memanjang).

"Sebagian penyintas covid juga mengalami gangguan haid/ siklus haid yang menetap selama beberapa waktu. Masalah yang muncul antara lain siklus yang tak teratur, bekuan darah haid yang tak biasa dan PMS yang memberat," tulis dr. Ning di akun Instagramnya mengutip sebuah penelitian.

Ia pun menjelaskan beberapa kemungkinan penyebab terjadinya masalah haid pada penyintas Covid-19. Antara lain, menurut penelitian, ditemukannya reseptor ACE-2 di organ genital wanita: vagina, uterus, endometrium, ovarium, cairan folikel, oocyte dan sel kumulus

 

Hal tersebut berpotensi menjadi target infeksi SARS CoV2. Lalu juga pernah ditemukan RNA SARS CoV2 di cairan vagina wanita penderita Covid-19.

Ada juga faktor yang meningkatkan risiko terjadi gangguan haid pada penderita Covid-19. Yaitu umur, derajat berat penyakit Covid-19, adanya penyakit komorbid, adanya komplikasi organ dan penggunaan steroid. Bukti sementara menunjukkan gangguan haid pada wanita penderita covid hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesuburan.

"Bila terjadi gangguan haid atau keluhan yang berkepanjangan berkonsultasilah ke dokter kandungan atau ahli endokrinologi," pesan dr. Ning.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Penelitian: Kaum Rebahan Berisiko Kena Covid-19 Parah

Dream - Setahun sudah pandemi Covid-19 menyerang seluruh dunia. Penelitian masih terus dilakukan para peneliti sebagai upaya penanggulangan bencana non-alam ini.

Hasil penelitian terbaru yang dilakukan terhadap hampir 50 ribu orang yang terinfeksi virus corona menemukan fakta pasien yang kurang gerak atau malas berolahraga memiliki risko kematian lebih tinggi.

Dilaporkan pada Selasa, 13 April 2021 kemarin, dalam British Journal of Sports Medicine, orang yang tidak aktif secara fisik selama sekurang-kurangnya dua tahun sebelum pandemi, kemungkinan akan menjalani rawat inap atau di bawa ke ruang ICU, bahkan ada risiko meninggal dunia.

 

Lebih Berisiko daripada Obesitas dan Hipertensi

Dilansir dari AFP,  dikutip dari New Strait Times, Kamis 15 April 2021, sebagai faktor risiko penyakit Covid yang serius, ketidakaktifan fisik hanya dilampaui oleh usia lanjut dan riwayat medis seperti cangkok (transplantasi) organ.

Jika dibandingkan dengan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi seperti merokok, obesitas atau hipertensi, ketidakaktifan fisik merupakan faktor risiko terkuat di semua hasil studi.

Sebelumnya kondisi masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya yang paling terkait dengan infeksi Covid-19 parah yakni usia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, penderita diabetes, obesitas, atau penyakit kardiovaskular. Namun kini gaya hidup malas bergerak belum masuk dalam kategori.

Hati-hati, Kaum Rebahan! Ternyata 'Mager' Bisa Picu Kanker

Hasil Penelitian Lanjutan

Untuk melihat apakah kurang berolahraga bisa meningkatkan faktor kemungkinan terkena infeksi parah, rawat inap, masuk ke unit perawatan intensif (ICU), dan kematian, para peneliti membandingkan hasil ini pada 48.440 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) yang terinfeksi Covid-19 antara Januari dan Oktober 2020.

Usia rata-rata pasien yakni 47 tahun, dan tiga dari lima responden merupakan perempuan. Rata-rata, indeks massa tubuh mereka adalah 31, tepat di atas ambang batas obesitas.

Sekitar setengah dari responden itu tidak memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, kondisi paru-paru kronis, penyakit jantung atau ginjal, atau kanker. Hampir 20 persen memiliki satu riwayat penyakit, dan lebih dari 30 persen memiliki dua atau lebih riwayat penyakit.

Semua pasien itu telah melaporkan tingkat aktivitas fisik rutin mereka setidaknya sebanyak tiga kali antara Maret 2018 dan Maret 2020 di klinik rawat jalan.

Sekitar 15 persen menggambarkan diri mereka sebagai tidak aktif (0-10 menit aktivitas fisik per pekan), hampir 80 persen melaporkan melakukan beberapa aktivitas (11-149 menit/pekan), dan tujuh persen secara konsisten aktif sesuai dengan pedoman kesehatan nasional (150 + menit/pekan).

Setelah menimbang faktor perbedaan karena ras, usia, dan kondisi medis yang mendasarinya, pasien Covid-19 yang malas berolahraga ternyata memiliki lebih dari dua kali kemungkinan untuk dirawat di rumah sakit daripada mereka yang paling aktif. Mereka juga sebesar 73 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif dan 2,5 kali lebih mungkin meninggal karena infeksi.

Hasil Penelitian Masih Bias

Dibandingkan dengan pasien yang kebiasaan melakukan aktivitas fisik sesekali, lebih banyak duduk sambil makan cemilan, ternyata berisiko lebih mungkin dirawat di rumah sakit sebesar 20 persen, 10 persen lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif, dan 32 persen lebih mungkin meninggal.

Meskipun kaitannya amat kuat secara statistik, namun penelitian yang bersifat observasional, bukan uji klinis, tidak bisa ditafsirkan sebagai bukti bahwa kurangnya olahraga secara langsung menyebabkan perbedaan hasil.

Kesimpulan dari studi ini juga bergantung pada kejujuran pelaporan dari pasien, sehingga hasilnya berpotensi bias.

(Sah, Sumber: New Strait Times)

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba

4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba

Hidung tersumbat menjadi problem umum yang sering menimpa kita, terutama saat musim flu atau saat kita sedang mengalami alergi.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Medis Kenapa Perempuan Haid Tidak Boleh Puasa

Ini Alasan Medis Kenapa Perempuan Haid Tidak Boleh Puasa

Dari sisi medis, ada beberapa alasan kesehatan yang mengharamkan puasa bagi perempuan haid.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19

Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19

Yuk Intip kabar Terbaru Ningsih Tinampi yang dulu viral bisa obati pasien covid-19.

Baca Selengkapnya
Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Vaksin Covid-19 keempat mulai berbayar tahun ini. Masing-masing merek ditawarkan dengan harga berbeda.

Baca Selengkapnya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Orang Bisa Terjangkit HIV

Ini Penyebab Orang Bisa Terjangkit HIV

Banyak orang belum memahami apa saja penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal apa saja yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta  Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Fakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.

Baca Selengkapnya