Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wapres Minta Menteri BUMN Cari Model Bisnis Bank Wakaf Mikro Agar Berkembang

Wapres Minta Menteri BUMN Cari Model Bisnis Bank Wakaf Mikro Agar Berkembang Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, Meminta Menteri BUMN, Erick Thohir, Mengembangkan Bank Wakaf Mikro.

Dream – Wakil Presiden, Ma’aruf Amin mengingatkan bank syariah BUMN hasil merger turut mengembangkan bank wakaf mikro (BWM). Ma’ruf bahkan meminta secara langsung kepada Menteri BUMN, Erick Thohir untuk mencari bisnis yang tepat untuk mengembangkan BWM.

Dikutip dari wapresri.go.id, Rabu, 25 November 2020, Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, mengatakan PT Bank Syariah Mandiri telah mengoperasikan satu bentuk BWM.

“Maka tadi ditindaklanjuti lagi pembahasannya agar nanti bank merger dari tiga bank syariah itu supaya mencari bisnis modelnya seperti apa agar BWM itu bisa menggelinding dan membesar,” kata Masduki di Jakarta.

Wapres, lanjut Masduki, juga meminta Erick mencari model bisnis yang tepat untuk mengembangkan BWM yang skala operasional masih kecil agar bisa berjalan dengan baik.

Terkait permintaan tersebut, Menteri BUMN telah memerintahkan Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi, untuk membentuk tim terdiri dari empat atau lima orang guna mencari dan menjajaki model bisnis yang terbaik.

Sebagai langkah pertama, Hery bersama tim akan berkunjung ke pesantren-pesantren yang memiliki bank wakaf mikro.

“Saat ini bank wakaf mikro itu sudah ada di 51 titik di berbagai tempat, yang banyak ada di pesantren-pesantren. Nah itulah yang nanti juga akan dikunjungi oleh Dirut Bank Syariah Mandiri,” ujar Masduki.

Salah satu gagasannya, lanjut Masduki, diharapkan ada dana APBN yang dapat digunakan untuk mengembangkan bank wakaf mikro. Pengembangan BWM ini menggunakan prinsip kehati-hatian. Misalnya, memperhatikan manajemen BWM seperti apa dan kesiapan pesantren dalam mengembangkan BWM.

“Itu saya kira harus dilakukan studi-studi untuk kesiapannya supaya betul-betul berkembang, supaya tidak menjadi dana yang begitu diserahkan ke sebuah pesantren lantas hilang,” kata dia.

Lebih jauh, saat disinggung awak media mengenai masalah yang dihadapi dalam merger tiga bank syariah tersebut, Masduki menjelaskan bahwa berdasarkan laporan yang disampaikan Dirut Bank Syariah Mandiri, berbagai kendala yang ada dapat diantisipasi dengan baik melalui berbagai tahapan, termasuk di dalamnya komitmen untuk tidak melalukan pengurangan pegawai.

“Memang salah satu komitmen sudah dipastikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tidak ada pengurangan pegawai, dan itu sudah menjadi komitmen,” kata dia.

Wapres Ingatkan Bank Syariah Hasil Merger Tak Lupakan Sektor Mikro

Dream – Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan agar bank syariah BUMN hasil merger nantinya takkan melupakan bisnis kecil yang tetap harus menjadi perhatian perusahaan. Wapres juga berharap bank syariah BUMN ini akan menjadi bank besar yang bermain di level korporat.  

Pesan Wapres tersebut disampaikan saat menggelar pertemuan dengan Menteri BUMN, Erick Thohir, bersama Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi. Pertemuan berlangsung terkait perkembangan rencana penggabungan tiga bank syariah milik BUMN, yaitu PT BNI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), dan PT BRIsyariah Tbk.

“Jadi dibahas mengenai seperti apa pengembangan bank merger dari tiga bank yang akan dimerger yang insya Allah pada bulan Februari (2021) yang akan datang itu diperkirakan sudah mulai beroperasi,” ungkap Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, dikutip dari wapresri.go.id, Selasa 24 November 2020.

 

 

Salah satu fokus yang dibicarakan dalam pembicaraan tersebut adalah orientasi bank hasil merger tersebut bisa menjadi bank besar yang akan bermain di tingkat korporat. Misalnya, cara bank menyasar pasar Timur Tengah sehingga bisa menghimpun dana-dana di keuangan syariah.

Diharapkan para korporat baik nasional maupun internasional yang selama ini banyak berorientasi pada pembiayaan konvensional melalui bank konvensional bisa juga memanfaatkan bank syariah.

Tapi, lanjut Masduki, Wapres berpesan agar bank syariah yang telah besar nanti tetap bermain di level usaha mikro.

“Kalau bank syariah yang sudah besar ini, dengan modal Rp220 triliunan sudah bermain di korporat, bukan berarti dia tidak bermain di yang kecil juga. Jadi tetap bermain di mikro juga,” kata Masduki.

Merger Bank Syariah BUMN Dongkar Bisnis dan Reputasi Industri Halal RI

Dream – Merger bank syariah milik BUMN bisa menjadi katalis untuk pengembangan industri syariah di Indonesia. Aksi korporasi ini bisa memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri halal global.

Sekadar catatan, pada 2018, nilai potensi industri halal global mencapai US$2,2 triliun atau sekitar Rp31.073 triliun.

 

 

Direktur Jasa Keuangan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Taufik Hidayat, mengatakan ada 10 besar produk makanan halal dengan total nilai ekspor mencapai US$229 juta (Rp3,23 triliun). Dari produk-produk tersebut, pangsa pasar Indonesa masih sekitar 39 persen.

“Artinya, masih terbuka peluang 61 persen atau US$139 juta (Rp1,96 triliun),” kata dia.

Dorong Industri Halal

Selain mendorong penguatan industri produk halal, bank hasil merger juga bisa berperan dalam pembangunan infrastruktur kawasan industri halal. Pembangunan ini menjadi salah satu fokus pemerintah guna memaksimalkan potensi industri halal di Indonesia.

Target investasi infrastuktur kawasan industri halal mencapai Rp6.445 triliun. Investasi sebanyak itu tentu membutuhkan dukungan dari pelaku industri perbankan. Kehadiran bank syariah hasil merger bisa membantu realisasi dukungan tersebut.

“Bank merger memiliki peluang untuk (terlibat dalam) pembangunan infrastruktur kawasan industri halal serta modal usaha pelaku bisnis, dan juga pembiayaan di bidang logistik, transportasi dan sarana penunjang ekspor, serta infrastruktur prioritas nasional dan daerah,” kata Taufik.

 

 

Merger tiga bank syariah BUMN sudah dilakukan sesuai rekomendasi KNEKS untuk memperkuat penetrasi industri keuangan syariah di Indonesia. Penguatan harus dilakukan karena KNEKS melihat masih lemahnya kekuatan industri keuangan, terutama perbankan, syariah di Indonesia.

Dalam catatannya, Taufik menyebut kelemahan industri perbankan syariah muncul karena empat hal dari internal yakni terbatasnya permodalan, rendahnya kualitas dan kuantitas SDM, keterbatasan teknologi, informasi dan jaringan, serta minimnya keunikan produk.

“Sedangkan dari faktor eksternal yaitu kurangnya literasi dan edukasi ke masyarakat, dan kurangnya infrastruktur pendukung. Kami dari KNEKS merekomendasikan bank-bank syariah mendorong inndustri perbankan syariah untuk melakukan konsolidasi, sehingga mampu meningkatkan daya saing melalui penguatan struktur permodalan dan optimalisasi sinergi bank dalam satu kepemilikan,” kata dia.

Bisnis dan Reputasi Industri Syariah Indonesia Terangkat

KNEKS yakin penggabungan usaha tiga bank syariah BUMN akan berdampak positif dari sisi bisnis dan reputasi industri syariah. Dari segi bisnis, merger membuat bank syariah lebih efisien dan kompetitif. Perluasan diversifikasi usaha juga akan muncul, disertai bertambahnya kapasitas bank untuk membiayai proyek-proyek besar. Kemudian, kinerja keuangan bank syariah diprediksi akan lebih baik.

Dari sisi reputasi, bank hasil merger dianggap mampu membuat tingkat kepercayaan nasabah lebih tinggi dibanding sebelumnya. Kemudian, bank ini bisa diperhitungkan dalam skala nasional dan global; serta memiliki manajemen resiko yang lebih kuat dan modal solid.

“Dari sisi ekosistem, entitas merger berpeluang menjadi prime mover di industri perbankan syariah, dan mengakselerasi pengembangan ekosistem ekonomi syariah melalui sinergi dengan lembaga keuangan syariah lainnya dan juga industri halal. Dari sisi pendukung, memiliki kemampuan untuk investasi teknologi, riset, dan promosi; serta menarik SDM berkualitas,” ujarnya.

Market Share Bank Syariah 6,18 Persen

Berdasarkan catatan KNEKS, saat ini ada 14 bank umum syariah (BUS) dan 20 unit usaha syariah (UUS) di Indonesia. Proporsi jumlah bank umum syariah di Indonesia adalah 12,72 persen dari seluruh bank. Bank syariah memiliki market share 6,18 persen.

“Bank syariah memiliki size yang relatif kecil dibandingkan dengan bank konvensional. Indonesia memerlukan bank syariah dengan skala yang besar untuk dapat menjadi prime mover pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah,” katanya.

Berdasarkan kalkulasi atas kinerja per semester I/2020, total aset bank syariah hasil merger mencapai Rp 214,6 triliun dan modal intinya lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan nilai aset dan modal inti tersebut, bank syariah hasil merger akan masuk jajaran 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan 10 besar dunia dari segi kapitalisasi pasar.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perusahaan BUMN yang Sempat Bermasalah Soal Pembayaran THR

Perusahaan BUMN yang Sempat Bermasalah Soal Pembayaran THR

Bukan hanya swasta, perusahaan ini juga bermasalah soal THR

Baca Selengkapnya
Enam Posisi Paling Banyak Dibutuhkan dalam Rekrutmen BUMN 2024

Enam Posisi Paling Banyak Dibutuhkan dalam Rekrutmen BUMN 2024

Ini enam posisi paling banyak dibutuhkan pada Rekrutmen BUMN 2024

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bungkus! Tebak Minuman Rasa Jeruk

Bungkus! Tebak Minuman Rasa Jeruk

Sahabat Dream, kira-kira kalian kalau dikasih tebakan minuman ini bisa gak menjawabnya dengan tepat?

Baca Selengkapnya